Momentum Kasih Sayang & Momentum Pendidikan Menciptakan Transformasi dan Potensi Bagi Anak

Asuhananak- Momentum kasih sayang adalah hal yang mendasari ucapan berikut ini: “memang saya agak kecewa denganmu soal kecelakaan ini (atau apa pun masalahnya). Tapi, kamu jauh lebih penting daripada mobil, lagi pula mobil bisa diperbaiki. Jadi, jangan khawatir, saya lega kamu selamat dan baik-baik saja.” Apabila anda menunjukkan kasih karunia seperti ini dalam situasi tersebut, dibandingkan marah-marah atau berkata kasar (yang sering terjadi di rumah saya ketika saya kecil), anda telah membuat investasi besar pada apa yang saya sebut “bank rumah tangga”. Investasi itu biasanya berbunga, jadi jika suatu hari nanti anda yang berbuat kesalahan, sang istri akan memberikan kasih karunianya yang jauh lebih besar daripada yang ia terima dulu.


Momentum pendidikan adalah ketika anda duduk bersama anak anda, mereka baru saja melakukan kesalahan dan membantu mereka mengetahui dan memahami tiga hal:

1. Bahwa apa yang dia lakukan salah dan mengapa itu salah.
2. Bahwa mengapa dia perlu meminta maaf, memperbaikinya, dan jika diperlukan menerima konsekuensinya.
3. Bahwa anda masih sangat menyayanginya dan bahwa anda hanya ingin menjadikan mereka anak yang sebaik mungkin.

Itu manfaat dari Kasih Karunia dan anda bisa menggunakan dalam situasi-situasi di atas dibandingkan sekedar marah-marah atau mempermalukan mereka. Anda justru telah menyimpan asset berharga dalam tempat yang saya sebut “bank keluarga.” Penting untuk membuat sebanyak mungkin investasi di bank keluarga ini ketika anak anda masih muda, karena anda perlu melakukan banyak “penarikan” (seperti menetapkan jam malam, aturan pakaian, dan aturan pacaran) saat anak anda berusia 13 tahun.


Ingatlah ..............
Kasih karunia merupakan salah satu elemen paling kuat sekaligus jarang digunakan oleh kita para ayah. Mungkin karena kebanyakan kita tidak mendapatkannya ketika masih muda. Selain itu, laki-laki dengan banyak budaya di seluruh dunia tidak merasa bangga menjadi “laki-laki yang penuh dengan kasih karunia”. Hal itu juga dianggap kurang penting sebagai panduan menjadi seorang ayah. 

Faktanya, kelangkaan Kasih Karunia di dunia modern saat ini mungkin membuatnya bahkan luar biasa penting.

Selamat Menjadi Ayah Yang Terbaik !

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »