Pengertian, Penyebab Dan Penanganan Gangguan Fisik Dan Fisik Terhadap Anak

Asuhananak-Menurut hallahan dan Kauffman (2006), anak-anak dengan kekurangan fisik gangguan kesehatan lainya adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau masalah kesehatannya mengganggu kegiatan belajar atau sekolah sehingga membutuhkan pelayanan, pelatihan, peralatan, material, atau fasilitas-fasilitas khusus. Anak dengan hambatan fisik motorik biasa disebut tunadasa. Mereka juga dikenal dengan istilah lain seperti : cacat tubuh, tuna tubuh, tuna raga, cacat anggota badan, cacat orthopedic, crippled, dan orthopedically handicapped.
Menurut direktorat PSLB (2007), tuna daksa atau hambatan fisik motorik adalah anak yang mengalami kelainan cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, dan otot), sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Karena hambatan fisik, maka anak dengan hambatan ini mengalami kendala utama dalam hal mobilitas dan penyelesaian tugas-tugas yang harus menggunakan anggota tubuh. Jika mereka dapat mengerjakan pun, tetapi tidak secepat anak-anak yang normal.

Klasifikasi anak dengan gangguan fisik dan kesehatan adalah sebagai berikut.......

a. Kelainan pada sistem cerebral (sistem syarat pusat), gangguan fisik ini disebabkan oleh luka pada otak yang mempengaruhi kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh manusia (gangguan motorik), disebut juga cerebral palsy (CP). Menurut letak kelainan otak dan fungsi geraknya, cerebral palsy dibedakan atas : spastic (kekakuan sebagian atau seluruh otot karena kerusakan pada cortex cerebri), athetoid (gerakan kaki tangan di luar kemauan karena kerusakan pada basal ganglia). Ataxia (hambatan keseimbangan kerema kerusakan pada otak kecil/cerebellum), rigid (kekuatan seluruh anggota gerak karena kerusakan pada basal ganglia), tremor (gerakan kecil yang terus-menerus karena kerusakan pada basal ganglia).

b. Kelainan pada sistem musculus skeletal (sistem otot dan rangka), gangguan fisik ini dialami oelh anak-anak yang memiliki cacat fisik akibat kelemahan atau penyakit pada otot atau tulang, disebut juga gangguan orthopedic. Jenis kelainan yang berkaitan dengan sistem ototdan rangka meliputi : polio (kelumpuhan tangan dan kaki karena virus polio), muscular dystrophy (kelumpuhan yang bersifat progresif karena otot tidak dapat berkembang), osteogenesis imperfect (tulang mudah patah karena pertumbuhan kerangka tulang tidak normal), spina bifida (kelumpuhan anggota tubuh bagian bawah karena sebagian ruas tulang belakang tidak menutup), hambatan fisik motorik karena bawaan lahir (bentuk kaki tangan seperti tongkat, tubuh kerdil, hydrocephalus atau micrcephalus, jari kurang atau lebih dari lima, dilahirkan tanpa anggota tubuh tertentu, dan lain-lain)

c. Gangguan kesehatan yang mempengaruhi kemampuan fisik, antara lain : asma (penyempitan pembuluh tenggorokan) dan hemophilia (kelainan/kurangnya produksi factor pembekuan darah).

Penyebab /etiologi

Dalam sepena dkk (2011) gangguan fisik dan kesehatan dapat terjadi sebelum lahir, dan sesudah lahir. Pada masa sebelum lahir, dapat disebabkan oleh : infeksi atau penyakit, kelainan kandungan bayi dalam kandungan terkena radiasi, atau ibu mengalami trauma (kecelakaan). Pada saat lahir, kerusakan otak bayi dapat disebabkan oleh : proses kelahiran yang terlalu lama, pemakaian alat bantu kelahiran, dan pemakaian anastesi yang berlebihan. Pada masa sesudah lahir, hal-hal yang dapat menyebabkan kecacatan antara lain : kecelakaan.trauma pada kepala, amputasi, infeksi/penyakit yang menyerang otak, dan malnutrisi.

 Karakteristik fisik motorik

Anak-anak dengan gangguan fisik motorik biasanya mengalami kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis, dan hambatan keseimbangan. Adanya berbagai hambatan ini menyebabkan anak kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari seperti berpindah tempat, makan, minum, berpakaian, dan lain-lain. Kerusakan sistem syaraf pusat di otak maupun sumsum tulang belakang juga dapat menimbulkan gangguan fungsi fisiologis tubuh seperti :

• Gangguan refleks
• Gangguan perasaan kulit
• Gangguan fungsi sensoris
• Gangguan pengaturan sikap dan gerak motorik
• Gangguan fungsi metabolism dan sistem endokrin (hormonal).
• Gangguan fungsi gastrointestinal
• Gangguan gungsi sirkulasi darah
• Gangguan fungsi pernafasan
 • Gangguan pembentukan ekskresi urine.

Karakteristik kognitif

Kecerdasan anak dengan gangguan fisik dan kesehatan bervariasi dari tingkat paling rendah sampai yang paling tinggi. Separuh anak CP diduga mengalami intelegansi yang rendah. Hal ini karena anak-anak CP memiliki kelainan pada otak mereka dimana syaraf penghubung dan jaringan syaraf otak mengalami kerusakan. Kondisi ini menyebabkan proses stimulus yang berasal dari luar sulit untuk diterima dan dianalisis oleh syaraf sensoris. Anak CP akan mengalami kesulitan untuk mengolah stimulus visual, auditori, dan taktil yang diterimanya. Selanjutnya mereka akan mengalami kesulitan dalam konsep bentuk, keseimbangan posisi tubuh, orientasi ruang, warna, bunyi, rasa, dan peraba. 
 
Kebanyakan anak CP mengalami hambatan bicara, karena otot-otot bicara yang lumpuh atau kaku. Selain itu, kurangnya interaksi dengan lingkungan sekitar dapat menyebabkan anak mengalami kemiskinan bahasa. Anak yang mempunyai gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain secara lisan tidak terkomunikasikan, karena bicaranya tidak jelas dan ucapannya susah dimengerti (supena, 2012).

Karakteristik sosial emosi

Anak-anak dengan gangguan fisik dan kesehatan biasanya juga mengalami kesulitan penyesuaian sosial. Mereka kesulitan mempertahankan hubungan dengan teman-teman sebaya. Mereka juga mungkin mempunyai konsep diri yang rendah, akibatnya untuk berinteraksi dengan lingkungan menjadi terlambat. Anak merasa rendah diri, menolak kenyataan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »