Asuhananak-Ganguan ganda merupakan sebuah masalah serius dan sangat membutuhkan penanganan serius dalam menghadapinya. Tuna ganda dapat kita lihat berdasarkan pembagian berikut.
1. Tunarungu-tunagrahita mampu didik
2. Tuna daksa-tunagrahita mampu latih
3. Dari lain-lain
Sedangkan yang masuk anak cacat mejemuk antara lain :
1. Tunanetra-tunarungu-tunadaksa
2. Tunanetra-tunarungu-tunagrahita mampu latih
3. Tunanetra-tunarungu-tunagrahita mampu didik
4. Dan lain-lain
B. Penyebabnya/etiologi
Penyebab terjadinya hambatan pada anak tunaganda dan mejemuk ada banyak dan biasanya menjadi cukup kompleks. Menurut mangunsong (2011), penyebab tunaganda ini dapat dipandang dari empat segi yaitu :
1. Luka otak (brain injuries), seperti : lika waktu lahir (kelahiran sukar), hydrocephalus, cerebral anoxia, penyakit efeksi (TBC,cacar, meningitis, dan ancephalitis)
2. Gangguan fisiologis seperti : virus rubella, factor RH, mongolism, dan cretinism
3. Faktor keturunan, seperti : kerusakan pada benih plasma, hasil perkawinan dari ayah dan ibu yang rendah intelegensi.
4. Faktor kebudayaan dan lingkungan, seperti : traumatic brain injury akibat tindakan kekerasan (child abuse), kecelakaan, penyerangan, penembakan.
Karena tunaganda dan majemuk mempunyai kelainan lebih dari satu macam, maka keadaan mereka biasanya sangat kompleks sehingga keadaan fisiknya pun lebih parah.berikut beberapa cirik fisik pada anak yang mengalami lebih dari tiga macam kelainan : gangguan reflex, gangguan perasaan kulit, gangguan fungsi sensoris, gangguan pengaturan sikap dan gerak motorik, gangguan fungsi metabolism dan sistem endokrin, gangguan fungsi gastrointestinal, gangguan fungsi sirkulasi udara, gangguan fungsi pernafasan, dan gangguan pembetukan eksresi urine.
D. Karakteristik kognitif
Menurut mangunsong (2011), kecerdasan atau intelektual anak tunaganda dan mejemuk sangat bervariasi tergantung tingkat kelainan yang diderita anak. Namun, begitu, mereka seringkali mengalami gangguan dalam kemampuan intelektual, kehidupan emosi dan sosialnya seperti “emotional disorder”, hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian, toleransi
terhadap kekecewaan rendah, berpusat pada diri sendiri, depresi,cemas, dan lain-lain.
E. karakteristik social emosi
Adapun ciri-ciri emosi pada anak tunaganda dan mejemuk antara lain : hambatan fisik dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, rasa rendah diri, isolative, kurang percaya diri, hambatan dalam keterampilan kerja, dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan sosial.
Pada kenyataannya, meskipun anak tunaganda dan menjemuk mengalami hambatan sosial yang kompleks, namun sebagian mereka mampu bergaul dengan teman-temannya, dengan guru-gurunya, maupun dengan orang lain yang berkunjung ke lembaga pendidikan untuk tunaganda dan majemuk. Sebagian lainya yang tidak dapat bergaul dan tidak dapat berkomunikasi baik dengan teman-temannya maupun dengan orang lain. Untuk anak jenis ini, bisa bersalaman atau kontak mata dengan orang lain saja sudah dianggap untung. Hal ini dikarenakan kelainan mereka atau penderitaan mereka yang sangat berat (mangunsong, 2011).