asuhananak.com-Pendekatan menjadi orangtua dengan tekanan super tinggi cukup populer di beberapa kalangan, dan karena tampaknya pendekatan tersebut menghasilkan sesuatu, pendekatan ini menjadi ‘ rasa pilihan’. Beberapa orang menyebutnya pendekatan “ ibu harimau” . Pendekatan menjadi orangtua jenis ini terkait dengan cara dunia mengukur kinerja dan keberhasilan.
Pada kenyataanya banyak anak-anak yang layu di bawah pendekatan ini dan menderita kecemasan kinerja dan takut kegagalan yang akut. Anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan mereka menerima bimbingan orangtua dengan cara yang berbeda. Saya berani jamin bawah pendekatan “ ibu harimau”tidak akan berfungsi bagi anak-anak laki-laki saya. Saya dan suami saya mengenal sejumlah anak-anak terutama anak laki-laki yang sangat terluka akibat “ ibu harimau”.
Putri saya yang tumbuh subur dengan meraih prestasi akan berubah pahit dari suami dan saya sendiri, dan tidak sangat sensitif dengan apa yang dia anggap sebagai penghakiman dan penghukuman dari kami. Menjadi “ ibu harimau” akan membuat hubungan ibu-anak kami menjadi berantakan. Saya dan Sasha bergumul selama 5 tahun mengenai keinginan saya agar dia bisa bermain piano. Saya akhirnya menyadari bahwa usaha yang dikeluarkan tidak sepadan dengan hasilnya. Saya menyerah atas impian saya agar dia menjadi seorang pianis karena saya lihat bagaimana dia berkembang dalam usaha-usaha lainnya yang dinikmatinya. Saya benar-benar senang saya menyerah karena itu mengembalikan kedamaian dalam rutinitas malam keluarga kami. Shasa beralih pada menyanyi,bakatnya yang sebenarnya untuk kepenuhan artistik.
Anak laki-laki kami membutuhkan banyak akuntabilitas karena memiliki sikap “ hidup untuk saat ini” seperti banyak dilakukan anak laki-laki dan juga laki-laki muda. Saya dan suami saya memiliki aturan 10 banding 1, yaitu sepuluh bagian cinta, dorongan, dan dukungan untuk setiap satu bagian disiplin. Maka meskipun kami meminta mereka bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah dan tugas-tugas mereka, kami berhati-hati agar tidak menghancurkan semangat mereka dalam mengejar nilai akademis. Anak-anak kita membutuhkan bantuan dan dorongan kita untuk menemukan campuran khusus karunia mereka sendiri. Mereka membutuhkan kita memiliki rahmat bagi mereka dan untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan mereka.
Kesimpulan :
Menjadi ibu yang super hebat dan berdampak luar biasa bagi anak-anaknya harus mengalami konsekuensi tekanan super tinggi. Terkadang keinginan Ibu tidak seturut dengan keinginan anak-anak atau sebaliknya, maka yang menjadi titik fokus atau titik tengah dalam situasi seperti ini adalah Ibu harus menyerah. Menyerah bukan berarti tunduk kepada anak melainkan memberi kesempatan kepada mereka seiring dengan pemantauan, evaluasi dan mempelajari psikologi mereka dan secara perlahan akan tercapai keinginan kedua belah pihak. Ibu beruntung dan Anak beruntung sehingga keduanya keinginan tersebut dipertemukan dalam kasih dan damai.