Asuhananak-PENGERTIAN-Istilah untuk gangguan emosi dan perilaku adalah tunalaras. “tuna” berarti kurang dan “laras” berarti sesuai. Jadi tunalaras berarti anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan lingkungan, atau perilakunya bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat tempat ia berada (supeda dkk, 2012).
The national mental health and special education coalition memberikan batasan mengenai pengertian tunalaras, yaitu :
1. Gangguan emosi dan tingkahlaku adalah ketidakmampuan yang dicirikan dengan rspon emosi dan tingkah laku di sekolah yang sangat berbeda dari segi umur, budaya, atau noram etik yang seharusnya, sehingga mempengaruhi prestasi akademik. Prestasi akademik yang dimaksud adalah kemampuan akademik, sosial, vokasional, dan kemampuan pribadi :
Ketidakmampuan yang dimaksud adalah :
• Bersifat tidak temporer, yang hanya terjadi pada kondisi tertekan saja.
• Secara konsisten hadir di dua konteks yang berbeda, paling tidak salah satunya muncul di sekolah
• Tidak memiliki respon langsung dengan intervensi pendidikan yang umum atau kondisi anak tidak memungkinkan anak untuk menerima intervensi pendidikan umum.
2. Gangguan emosi dan perilaku dapat hadir pada gangguan lainya.
3. Kategori ini termasuk anak atau remaja dengan gangguan skizoprenia, gangguan afektif, gangguan kecemasan, atau gangguan lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi pendidikan seperti yang dinyatakan pada nomor (1) di atas.
Quay dan Peterson (dalam mangunsong, 2011), mendeskripsikan enam golongan gangguan tunalaras yaitu :
1. Conduct disorder
Anak dengan gangguan ini biasanya bersifat merusak, extreme attention-seeking behavior (perilaku mencari perhatian yang ekstrim) dan tantrum.
2. Socialized Aggresion
Anak dengan gangguan ini biasanya menolak nilai-nilai sosial yang berlaku umum di masyarakat, menerima nilai dan aturan dari kelompoknya (biasanya merupakan sebuah “geng”), menunjukkan tingkah laku pelanggaran dan kejahatan, membolos dari sekolah dan mengkonsumsi obat terlarang.
3. Anxiety/withdrawl
Perialaku yang biasa dimunculkan oleh anak dengan gangguan ini adalah self-conciousness yang tinggi, kekuatan terhadap hal-hal yang bersifat umum, kecemasan yang tinggi, depresi yang berlebihan, terlalu sensitive dan mudah merasa malu
4. Attention Problems Immaturity
Anak dengan gangguan ini biasanya menampilkan ketidakmampuan atensi/memberi perhatian pada suatu hal dalam waktu tertentu, memiliki kemampuan konsentrasi yang buruk, sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan dan impulsive.
5. Motor Excess
Anak dengan gangguan ini biasanya tidak pernah berisitirahat, selalu melakukan sesuatu (restless), tidak bisa santai/diam, memiliki tingkat ketegangan yang tinggi, dan sangat suka berbicara.
6. Psychotic behavior
Perilaku yang ditampilkan memberikan ide-ide yang aneh/asing, sering mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas dan berulang-ulang, serta menampilkan tingkah laku yang aneh.
B. PENYEBAB / ETIOLOGI
Menurut mangunsong (2011), penyebab dari gangguan emosional dan perilaku terdiri dari empat factor utama, yaitru :
• Gangguan biologis, anak dengan temperamen yang sulit akan memiliki kecenderungan untuk mengembangkan gangguan emosional dan perilaku.
• Faktor keluarga, seperti : penerapan polaasuh yang tidak konsisten dan kesalahan dalam penerapan disiplin, ketertiba pihak ketiga dalam pendidikan anak, penolakan/pengabaian/penyia-nyiaan dari orang tua, orang tua atau orang dewasa menjadi model negative bagi anak, rumahtangga yang berantakan, kematian salah satu orangtua, orangtua dan anggota keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan anak, status sosial ekonomi keluarga, perlakuan orangtua yang tidak adil, harapan orangtua yang tidak realistic, dan hukuman fisik yang berlebihan.
• Faktor sekolah,seperti : disiplin dan tata tertib yang terlalu kaku, inkonsistensi pelaksanaan disiplin dan tata tertib, tuntutan yang terlalu berlebihan terhadap prestasi anak, kepribadian guru yang negative, perlakuan guru yang tidak adil pada siswa, kehadiran guru yang tidak tepat waktu, sarana dan prasarana fisik yang tidak memadai
• Faktor budaya dan lingkungan, seperti : pergaulan kelempok usia yang jauh lebih tua, pengangguran, dropout sekolah, kesenjangan sosial dalam masyarakat, kondisi fisik rumah atau sarana prasarana yang tidak memadai, arus informasi yang beragam, jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh.
C. KARAKTERISTIK FISIK MOTORIK
Kondisi atau karakteristik fisik anak-anak yang mengalami gangguan emosional dan perilaku tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya. Mereka biasanya mulai dapat berjalan pada usia yang sama sebagai mana anak-anak pada umumnya (12 sampai 18 bulan). Motorik kasar dan motorik halus mereka juga berkermbang sejalan dengan perkembangan usianya. Oleh karena itu, mereka bisa tampil aktif sebagaimana anak-anak di usia prasekolah, dan menguasai berbagai ketrampilan motorik halus di usia sekolah. Kelainan mereka biasanya hanya pada pada aspek sosial emosi saja.
D. KARAKTER KOGNITIF
Bagi beberapa anak tunalaras, materi pelajaran dapat menimbulkan masalah. Dalam situasi tertentu informasi akademis tidak dapat diterima karena adanya gangguan tinglah laku dan ketidakmampuan memusatkan perhatian. Ada pula anak tunalaras yangf mungkin dapat menerima materi pelajaran, tetapi mereka tidak dapat memprosesnya. Hal ini karena mereka menunjukkan kecenderungan menjadi marah, frustasi, berkhayal, dan sangat pendiam. Mereka yang termasuk dalam kategori berat sangat sering menunjukkan ketidakmampuan akademis, beberapa diantaranya menunjukkan ketidakmampuan bahasa dan bermasalah dalam komunikasi.
E. KARAKTERISTIK SOSIAL EMOSI
Anak tunalaras sering menunjukkan tingkah laku yang aneh dan tidak wajar, seperti : tingkah laku ,motorik yang diulang-ulang, merusak diri, dan kurang kontak mata. Pola tingkah laku agresif dan underachievement (prestasi yang berada di bawah potensinya) merupakan predictor timbulnya masalah pada anak laki-laki dimasa dewasanya. Sedangkan pola tingkah laku immature (ketidakmatangan pribadi) dan menarik diri bersamaan dengan kegagalan studi merupakan predictor kurangnya penyesuaian pada anak perempuan setelah dewasa.
"Wahai orangtua, mari pak/ bu berbagi dan berkonsultasi dengan kami seputar anak, anak adalah cerminan bagi orangtua maka mereka itu harta yang sudah ditetapakan Allah memiliki hidup, hak, kewajiban dan berkaT"