PENGERTIAN, PENYEBAB DAN PENANGANAN AUTISM DENGAN AMPUH SEJAK DINI

ASUHANANAK.COM;PENGERTIAN-Banyak batasan yang digunakan para ahli untuk menggambarkan tentang austism. Menurut wetherby dan prezant (200). “Austism is a development disorder the originates prior to birth or in early of deficits in socials reciprocity, communication and repetitive behaviours. Sementara gerlach dalam supena dkk (2012) menyatakan bahwa “Austism is a complex development mental disability that typically appears during the first three years life. The result of a neurological disorder that affects the functioning of the brain”
IDEA mendefinisikan autism sebagai : gangguan perkembangan yang cukup signifikan yang meliputi gangguan komunitasi verbal dan non verbal. Interaksi sosial, pada umumnya terjadi sebelum usia tiga tahun. Dengan karakteristik lain seperti :
Aktivitas yang berulang-ulang, gerakan yang stereotif, gangguan emosi, dan ganguan sensoris.

Berdasarkan DSM-IV (diagnostic and statistical manual of mental disorder IV), seseorang didiagnosa autis jika menunjukkan 6 atau lebih ciri-ciri berikut ini :
• Kesulitan bahasa non verbal dalam interaksi sosial (ekspresi wajah, menatap mata, gerakan tubuh)
• Gagal membangun hunbungan dengan teman sebaya
• Tidak spontan dalam menunjukkan ketertarikan
• Kurang timbal-balik secara emosi & sosial
• Terlambat/gagal dalam perkembangan bahasa
• Dalam situasi individual, tetap sulit membangun komunikasi
• Mengulang-ulang kata tertentu
• Kurang mampu bermain sosial/yang bervariasi
• Intens memperhatikan fokus tertentu yang tidak dimengerti
• Mengulang-ulang gerakan tertentu yang tidak ada fungsinya
• Mengulang gerakan motorik tertentu, misl, tepuk tangan
• Preokupasi pada objek tertentu

B. PENYEBAB / ETILOGI

Meskipun belum ada kepastian mengenai penyebab autism, namun penelitian-penelitian dan pendapat-pendapat sehubungan dengan factor penyebab terjadinya anak autism dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Faktor biologis

Menurut sireger dalam supena, dkk (2012), anak autism mempunyai metabolism tubuh yang tidak sempurna, yaitu terdapat enzim yang berkatan dengan pencernaan gluten dan kasein yang menjadi racun. Gluten adalah sejenis protein yang didapat pada gandum (wheat), oats dan garley. Kasein adalah protein yang terdapat pada air susu hewani yang memiliki struktur mirip glutein. Secara neurologis pada penyandang autis ditentukan ada perkembangan sel-sel otak terutama pada hippocampus dan amygdale yang tidak normal dan juga kelainan lobus farentalis sehingga menimbulkan gangguan perhatian pada lingkungan, pengecilan pada cerebellum tempat sensoris, bahasa, perhatian, dan berpikir.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada keluarga dan anak kembar menunjukkan adanya factor genetik yang berperang dalam perkembangan gangguan autism, pada anak kembar monozygot dan kembar dyzigot mengungkapkan bahwa anak-anak monozygot memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk didiagnosis atau bila saudara kembarnya autism.

2. faktor psikososial

Kanner dalam supena, dkk (2012) mempertimbangkan adanya pengaruh psikogenetik sebagai penyebab autism. Orangtua yang “dingin”, aku dalam mengasuh anak, dan adanya trauma pada anak. Perilaku orangtua dapat menimbulkan perasaan terancam pada anak sehingga dapat menyebabkan anak menjadi autis.

C. KARAKTERISTIK FISIK MOTORIK

Dalam mangunsong (2009), disebutkan bahwa anak autis biasanya menunjukkan gerakan streotipi seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan tubuh. Hiperaktivitas pada anak pra sekolah, tetapi ada pula yang mengalami hipoaktivitas. Mereka mengalami pemusatan perhatian dan impulsivitas. Terganggunya koordinasi motorik seperti kesulitan mengikat sepatu, menyikat gigi, memotong kuku, dan mengancing baju.

Selain itu, mereka juga mengalami gangguan persepsi sensori yaitu sebagian diri mereka hipersensitif atau justru hiposensitif terhadap stimulus visual, auditori, ataupun sentuhan. Beberapa perilaku yang terlihat seperti:
• Perasaan sensitive terhadap cahaya, bunyi-bunyian, sentuhan, atau penciuman.
• Menggigit, menjilat, atau mencium mainan atau benda apa saja
• Bila mendengar suara keras, menutup telinga, atau menangis setiap kali dicuci rambutnya.
• Meresa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu
• Tidak menyukai rabaan atau pelukan, bila digendong seringkali merosot atai melepaskan diri.

Anak autis juga mengalami gangguan tidur dan makan seperti : terbaliknya pola tidur (terbangun tengah malam), enggan terhadap makan tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya. Menuntut hanya makan makanan yang terbatas, menolak mencoba makanan baru, pika atau memakan tanah (issom,2005).
Gangguan kejang atau epilepsy terjadi sekitar 10-25% anak autis asa korelasi tinggi antara serangan kejang dengan beratnya retardasi mental, derajat disfungsi susuna syaraf pusat.

D. KARAKTERISTIK KOGNITIF

Sebagian besar individu autis menunjukkan kekurangan dalam hal kognitif yang mirip dengan individu keterbelakangan mental hampir 75-80% mengalami retardasi mental dengan derajat sedang. Namun ada juga anak autis yang memiliki kemampuan atau bakat yang luar biasa yang disebut autistic savant, namun jumlahnya sangat kecil. Beberapa masalah dalam proses kognitif yang dialami oleh individu autis misalnya.

• Kesulitan dalam koding dan kategorisasi informasi
• Mengandalkan terjemahan secara literal
• Pengingat-ingat sesuatu berdasarkan lokasinya di ruangan daripada pemahaman konsepnya.
• Memiliki”echo box-like memory store” sehingga ahli dalam menyusun puzzle atau menggamabarkan replica.
• Lemah dalam tugas-tugas yang membutuhkan pemahaman verbal dan bahasa ekspresif.
Selain itu, beberapa hambatan komunikasidan bahasa juga dialami oleh anak autis, seperti :
• Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak berbicara.
• Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan
• Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat
• Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (bahasa planet)
• Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai
• Ekolalia (meniru atau membeo) menirukan kata, kalimat, atau lagu tanpa tahu artinya
• Biacaranya menoton seperti robot bicara tidak digunakan untuk komunikasi dan mimic datar

Karakteristik sosial emosi anak autis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : gangguan dalam interaksi dan gangguan perasaan gangguan interaksi sosial ditunjukkan seperti : menolaik atau menghindar untuk bertatap muka, tidak menoleh bila dipanggil, tidak senang dan menolak dipeluk, jika menginginkan sesuatu menarik tangan orang terdekat, tidak bisa berbagi kesenangan dengan orang lain (saat bermain bila dedekati malah menjauh).

Sementara gangguan perasaan ditunjukkan seperti :

Perubahan mood yang tiba-tiba, tertawa sendiri, takut pada objek yang sebenarnya tidak menakutkan, cemas atau depresi berat, menyakiti diri sendiri (mengigit tangan atau jari sendiri sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, atau memukuli diri sendiri), temper tantrum (marah-marah, membanting-banting meja, atau perilaku agresif lainnya), dan kurangnya perasaan terhadap bahaya.

" Wahai orangtua, mari pak/ bu berbagi dan berkonsultasi dengan kami seputar anak, anak adalah cerminan bagi orangtua maka mereka itu harta yang sudah ditetapakan Allah memiliki hidup, hak, kewajiban dan berkaT "

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »