eDuparents 4kids, menyediakan sarana dan media untuk membantu oranguta menangani anak sejak dini, injinkan kasih yang tegas dan hebat serta penanganan di dalamnya, berikan mata dan perhatian yang unik , ingat bukan dimanja secara protektif namun dimanja dengan cara mengakali siasan buka memarahi atau sejenisnya.
“Tidak memiliki motivasi belajar”
LANGKAH 1
KENALI PENYEBABNYA
Tidak memiliki motivasi dalam belajar sering terasosiasi dengan malas belajar dan biasa terjadi pada setiap orang yang sedang dalam tahap menuntut ilmu formal di sekolah, terutama anak-anak dan remaja. Sebenarnya yang terjadi bukan malas belajar, melainkan diri anak itu merasa belum menemukan manfaat dari proses belajar materi disekolah. Coba jika seluruh balajar bermain video game atau play station, pasti semangat kan ? berarti bukan males belajar, jika dikatakan serang anak malas belajar itu artinya dia banar-benar tidak mau belajar apapun.
Perhatikan anak-anak anda ? benarkan dia lebih suka memilih “belajar” video game daripada belajar mematikan ? hal ini terjadi karena anak anda belum menemukan keasyikan dan serunya belajar mematika yang dia dapat nikmati adalah belajar game online, video game dan ploy station sehingga dia sangat ingin terus belajar dari hal-hal itu. Coba bayangkan jika anak anda sudah menemukan keasyikan dalam belajar pelajaran sekolah, pasti ketagihan untuk terus belajar.
Ada lima hal yang menyebabkan anak menjadi males belajar pelajaran sekolah, yaitu sebagai berikut.
Belum adanya figure teladan.
Belum terbentuk cita-cita yang jelas, anak yang malas belajar mungkin karena dirinya belum menemukan benar tentang jalan hidunya, belum menemukan impiannya, belum ada tujuan yang jelas untuk masa depannya. Tugas anda sebagai orang tua adalah membimbing putri-putri anda untuk menemukan cita-citanya. Jika cita-cita itu sudah dipegang jelas, anak anda dijamin berubah.
Belum bertemu lingkungan yang pas, pengaruh besar karakter anak adalah dari lingkungannya. Coba anda awasi pergaulan teman-temannya.
Belum menemukan metode belajar yang menarik, anak-anak senang belajar dengan bermain, tetapi di sekolah biasanya hanya belajar serius. Cobalah anda dampingin saat anak anda belajar, lalu sesekali berikan permainan yang sesuai dengan materi belajar anak.
Belum menemukan sahabat yang mendukung. Jika anda mengenal anak anda, pastilah anda tahu bahwa pada dasarnya anak anda itu baik. Namun, terkadang anda sebagai orang tua yang memberikan contoh kurang baik kepada pikiran anak anda.
Menjelang ujian, biasanya pada orang tua ikut panik karena mereka harus ekstra kerja keras dalam membimbing putra-putri mereka belajar. Mereka tentu mengharapkan si anak memiliki kesadaran sendiri tanpa harus disuruh-suruh terus untuk belajar atau sekedar membuka atau membaca buku. Menyuruh anak untuk belajar bukanlah perkara mudah. Anak yang mau menghadapi ujian, tetapi orang tua (terutama ibu) yang “sakit perut” karena cemas dan ketika ibunya merasakan kecemasan, frekuensi rasa cemas itu akan tersampaikan ke pikiran bahwa sadar si anak sehingga si anak merasakan kecemasan yang sama. Banyak pula orang tua yang kerapkali bersikap otoriter memaksa anak untuk belajar. Mereka seringkali mengucapkan kalimat keras dengan tujuan menekan anak agar anak mau belajar. Sekalipun anak menuruti perintah orang tua mereka, bukan berarti ia dengan suka cita melakukan hal itu. Ia hanya sebatas “gugur kewajiban” karena takut orang tuanya marah.
Sering kali kita mendengar orang tua membentak anaknya karena males membuat PR atau malas belajar apalagi di saat menjelang ujian. “fan…!! Kamu kerjaannya nonton TV melulu, kalau gak TV, main games, terus aja kayak gitu, ayo belajar ! kerjakan PR kamu !” atau sering pula berkata, “dasar pemalas ! kerjaan kamu dari pagi hanya mainan hape, sebentar lagi ujian, ayoo belajar !”
Sikap otoriter yang demikian bukanlah solusi terbaik dalam memberi pengertian kepada anak untuk belajar. Saya awalnya merakan betapa sulitnya pengertian kepada putri saya, Joanna (10 tahun). Sewaktu usianya 8-9 tahun, saya harus adu kata untuk menyuruhnya belajar. Namun, sekarang, dalam sakitpun, ia terpacu untuk belajar karena ia sudah memiliki tujuan yang akan diraihnnya saat dia rajin belajar. Bahkan sekarang, ia terus mengutarakan keinginannya untuk mendapat nilai yang baik dan janji-janjinya (padahal saya tidak memintanya untuk berjanji). Saya mulai memberi kepercayaan dan mengurangi kecemasan saya seperti yang saya lakukan saat dia di kelas 1 dan 2 SD.
Saat anak anak kehilangan semangat belajar, biasanya orang tua justru mencari “scapegoat” atau kambing hitam. Mereka berusaha mencari penyebab anak males belajar. Mereka beranggapan anak malas belajar karena lingkungannya, teman-temannya, sekolahnya, atau karena korban teknologi. Padahal yang sesungguhnya terjadi anak tak termotivasi belajar karena cara respon orang tua terhadap harapan sang anak. Berilah penghargaan atau pujian kepada anak saat mereka menunjukan prestasi yang membanggakan. Katakan pada anak anda betapa anda bangga memiliki anak yang cerdas dan berprestasi seperti dia. bila perlu, berikan hadiah atau rewards setiap kali anak memperlihatkan nilai terbaik mereka. Respon positif serta pemberian penghargaan kepada anak tentulah akan semakin menambah motivasi dan minat anak untuk belajar. Selalu ingatkan anak akan prestasi yang pernah diraihnya daripada membicarakan kegagalannya. Anak-anak tidak termotivasi saat belajar karena ketika mereka mendapatkan nilai bagus, orang tua hanya berkata, “nah, gitu donk, baru enak papa.” Sementara jika anak mendapatkan nilai buruk, orang tua meraihnya bahkan sampai bulan-bulan depan terus menerus diungkit. Hal ini menyebabkan anak belajar menikmati kegagalan karena dengan gagal orang tua menjadi perhatian dengannya.
LANKAH 2
PERSIAPAN
Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, Tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Coba anda sebagai orang tua introspeksi diri dulu apakah diri anda termasuk orang tua yang rajin belajar ?
Apakah diri anda termasuk orang tua yang gemar membaca buku ? atau hanya gemar menonton televise ?
Apakah bergaul dengan teman-teman yang rajin belajar atau yang gemar bermain games saja. Malah mungkin di rumah anda sendiri juga tidak ada yang mau belajar ?
Kemungkinan penyebab anak tidak termotivasi belajar ?
Bagaimana sikap dan perilaku anda terhadap anak yang tidak termotivasi belajar ?
Apa yang anda katakana jika anak tidak termotivasi atau malas belajar ?
Perilaku apa yang dilakukan anak menyikapi respon anda (perkataan dan perilaku anda)?
LANGKAH 3
Berikan motivasi dan bukan “LABEL” untuk dapat membantu anak anda sukses maka anda dapat melatih dulu untuk diri anda. Kemudian baru diterapkan ke anak anda. Melatih terlebih dahulu, selain membuat anda meresa menguasai juga akan membuat anda lebih mudah mengajarkan karena sudah melakukannya. Sikap terbaik dalam membimbing anak saat belajar adalah bangun komunikasi dengan anak, menggunakan bahasa yang positif, hindari menakut-nakuti, dan mencela. Orang tua memiliki andil yang sangat besar pada kesuksesan anaknya. Sikap yang perlu dihindarkan adalah memarahi, mejuluki malas, bodoh, tidak menurut, dan lain-lain. Berbagai julukan ini hanya akan membuatnya makin percaya bahwa “dirinya memang seperti itu”.
“ALFA TELEPATI” untuk memengaruhi anak tanpa disadari oleh anak tersebut, yaitu dengan cara anda menghadirkan anak anda di depan anda dan mengirim sinyal bahwa anak anda adalah anak yang super special, memiliki semangat belajar, dan menjado pribadi yang unggul.
Tanamkan pemikiran dan sugesti positif bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan. Anak kita seringkali malas belajar karena mereka menanggap belajar adalah kegiatan yang membosankan dan menyusahkan. Pemikiran seperti itulah yang menyebabkan anak kita menjadi malas belajar. Jadi, kita harus merubah pola pikir seperti itu. Kita harus tanamkan pemikiran pada anak kita bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Salah satu caranya dapat dengan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika belajar. Dapat juga dilakukan saat hypnosleep kalimat, “semakin hari kamu semakin termotivasi untuk belajar dan belajar menjadi menyenangkan.”
Menciptakan tombol semngat anchor dan ini sudah saya lakukan, sangat bagus dan bekerja dengan baik bahkan permanen.
[Minta anak anda relaks dan duduk di tempat yang nyaman.]
[Kemudian minta dia mencari dari pengalamannya, di mana ia pernah memiliki pengalaman “sangat semangat” yang pernah dialami sebelumnya. Misalnya, ia pernah juara bola basket, juara karate, sukses dalam sebuah acara, atau semangat bermain. Pastikan anda bersabar di sini, bantu anak anda mengigat-ingat dengan baik peristiwa semacam itu. Cari suatu pengalaman yang benar-benar merupakan pengalaman yang sangat amat semangat saat mengalaminya.]
[Apabila setelah anda bantu mengigat-ingat dan diberikan waktu yang cukup, ternyata dia kesulitan mencari pengalaman yang pernah semangat itu. Maka anda dapat memintanya mengganti dengan mencari sosok idolanya yang menurutnya sangat semangat. Boleh teman, boleh orang lain, dirinya sendiri bahkan boleh saja anda sendiri sebagai orang tua. Ingat, bukan anda yang menentukan ia semangat atau tidak, tetapi anak anda. Jangan anda paksakan pikiran anda pada anak anda mengenai rasa semangat tersebut.]
[Setelah ketemu, minta ia untuk “kembali ke pengalaman itu” dengan cara mengingatkan mengalami kembali ke pengalamannya. Minta minta anak untuk masuk kembali ke dalam pengalaman itu. Minta ia melakukan senyata mungkin. Ingat kata kuncinya adalah “merasakan dan mengalami lagi”, bukan “membayangkan” atau “memikirkan” saat mengalami lagi. Jadi, minta ia melakukan hal yang sama dengan pengalamannya dulu, bagaimana waktu ia sanat bersemangat bermain games, mendapatkan piala, dan seterusnya. Minta anak anda melakukan masuk pengalamannya lagi sehingga ia “berada” di dalam pengalaman itu.]
[Amati, jika anak sudah terlihat mulai menampakkan tanda-tanda semangat, maka minta dia membuat pengalama itu makin menguat, minta ia menguatkan rasa semangat itu 10 kali lipat dari sebelumnya, kemudian 20 kali lipat, bahkan 100 kali lipat dari sebelumnya.]
[Utak-atik submodalitasnya. Untuk visual, beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat gambaran menjadi lebih terang, lebih besar, lebih dekat, lebih berwarna-warni, menjadi bergerak, dan tiga dimensi. Beberapa orang sebaliknya lebih kuat jika gambaran lebih redup, lebih kecil, lebih jauh, menjadi hitam putih, menjadi diam, dan dua dimensi. Minta anak anda men-tweaking (mengutak-atik) sampai ketemu yang paling menguatkan perasaan semangatnya. Untuk auditori, beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat suara menjadi lebih keras, lebih dekat, lebih harmonis, menjadi stereo, dan dari segala arah. Beberapa orang sebaliknya lebih kuat jika suaranya lebih pelan (lirih), lebih jauh, menjadi acak atau tak beraturan, menjadi nono, dan dari salah satu arah saja. Minta anak anda men-tweaking (mengutak-atik) sampai ketemu yang paling menguatkan perasaan semangatnya. Adapun untuk kinestetik, beberapa orang menguatkan perasaan dengan cara membuat perasaan itu berputar ke arah tertentu atau sebaliknya, menjadi lebih kea rah dalam atau ke luar, menjalar keseluruh tubuh atau terkonsentrasi, dan seterusnya. Minta anak anda men-tweaking (mengutak-atik) sampai ketemu yang paling menguatkan perasaan semangatnya.
[Jika hasil sudah seperti diharapkan pada puncak (lebih baik saat menjelang puncak) maka secara terfokus dan mantap, mintalah anak anda menggenggamkan telapak tangan kirinya dengan jempol berada dalam genggaman, dan menarik napas sekuat-kuatnya sambil berniat bulat, “setiap kali saya menggenggamkan tangan kiri saya seperti ini sambil meniatkan semangat maka saya LANGSUNG semangat.” (hindari mengucapkan “maka” dan saya AKAN semangat). Tanda ini disebut anchor dan sebenarnya boleh saja memilih tanda yang lain, yang penting unik dan tidak mudah terpicu, atau tidak sengaja terpicu. Saya mengajurkan penggunaan tangan kiri, karena supaya tangan kanan terbebas mengerjakan soal ujian (jika ujian).]
[Kemudian anda katakana kalimat ini, “SAMBILterus merasakan semangat yang laur baisa ini, maka saya minta kamu (ganti denganm nama anak anda) untuk membayangkan di depanmu ada meja ujian di ruangan UAN nanti. Bayangkan ruagannya, mejanya, soal ujiannya, dan baju yang kamu kenakan. Pada hitungan ketiga, kamu melangkah kedepan, masuk ke dalam bayangan itu dan menjadi satu dengan bayangan dirimu itu sambil terus menggenggam kedua tanganmu dan tetap merasakan semangat itu.”]
[Katakan, “siap-siap 1…2…3…! Masuk ke dalam gambaran dirimu itu dan alami seolah-olah sedang mengerjakan ujian, sambil terus merasakan semangat itu…” perhatikan kondisi fisiologis anak anda, apakah anda tanda-tanda ia mengalami seperti perasaan takut dan sebagainya ataukah ia terlihat semangat ? jika ada tanda-tanda seperti ketakutan dan sebagainya, secara perlahan akhiri latihan ini dulu dengan cara minta ia melangkah mundur lagi dan membuka matanya.]
[Jika ini yang dialami, artinya rasa semangat yang dibangun tadi kurang kuat, ulangi beberapa kali dan semua di-anchor di tempat yang sama. Ini disebut sebagai menumpuk-numpuk anchor (compounding anchor).]
[Kemudian tes, apakah jika ia diminta menggenggam tangan seperti itu dan fokus, apakah ia kembali merasakan semangat itu. Jika yang ya berarti bagus.]
[Jika belum, maka selain belum kuat, hal ini disebabkan oleh cara “mengalami ulang” yang kurang tepat. Cara mengalami ulang harus dilakukan dengan ia masuk kembali secara terlibat, bukan dengan cara ia membayangkan dirinya sendiri. Anak harus dibimbing mengalami perasaan ulang yang sangat nyata.
[Sepanjang latihan ini, hindari menyentuhb anak anda agar tidak menimbulkan asosiasi neurologis yang tidak perlu sehingga tidak sengaja tercipta anchor yang tidak perlu.]
Pemrograman sukses : download file emosi puncak sukses masa lalu. Instrusikan kepada anak hal-hal berikut ini.
“Coba kamu bercermin dan lihat cermin yang ada di depanmu. Coba kamu pikirkan, apa yang dikatakan dirimu di dalam cermin, apa mimpinya, apa harapannya ?”
“Pikirkan kembali sebuah kenangan, pengalaman atau kejadian yang membuat kamu sangat semangat, membuat kamu berkata, “ini aku nih ! ini aku banget !”, membuat kamu sangat bangga dengan dirimu, sebuah kejadian yang tidak terlupakan karena prestasi puncak tertinggi dalam hidupmu. Putar kembali film memori indah ini, warna film dibuat lebih warna-warni, meraih, seru, indah sekali. Suara-suara yang terdengar boleh diperkuat atau diperkecil, tetapi memiliki dampak motivasi yang luar biasa. Perkaut perasaan yang muncul dalam dirimu, terus diperkuat… kamu boleh bernyanyi lagu kesukaanmu, jika ada. Terus putar film ini, terus putar sampai seluruh perasaan tubuh anda menjadi lebih hebat dari pengalaman itu sendiri. Sekarang penjamkan mata. Nikmati dan rasakan kembali pengalaman itu. Waw, luar biasa bukan ? buka mata perlahan-perlahan…”
“Masuk lompat menyatu dengan orang yang berada di cermin itu dengan seluruh rasa yangada dalam dirimu saat ini, sehingga orang di dalam cermin itu menjadi orang yang baru. Orang yang memulai hidup dengan mindset baru, keyakinan baru, tekad baru, tekad baru dan semangat yang baru.”
APA KELUHAN DAN PERTANYAAN SEPUTAR ANAK ?
BERBAGI ITU INDAH, MARI TANYA JAWAB
TERIMAKASIH