KENALI PERILAKU NEGATIF ANAK ANDA SEJAK DINI DAN DAPATKAN TAHAPAN SOLUSI DALAM PENANGANANNYA

PERILAKU NEGATIF 


“Marah saat permintaannya tidak diturutin” 
 
LANGKAH 1 KENALI PENYEBABNYA 

Berbagai masalah anak yang terjadi juga dapat disebabkan karena anak terlalu dimanja dalam setiap kegiatannya. Apapun yang kita lakukan akan memberikan efek yang sangat berarti bagi pertumbahan anak di zaman modern ini. Anak yang selalu dimanja merupakan anak yang selalu harus diturutin kemauannya tanpa memedulikan kondisi dan situasi yang ada disekelilingnya. Contohnya, anak kita minta dibelikan sepeda seperti milik temannya, besoknya memohon lagi untuk dibelikan mobil-mobilan, dan setiap kali habis melihat iklan makanan atau minuman di televisi, dia selalu ingin memilikinya juga. Jelas, perilaku seperti ini tidak baik bagi anak. Jika segala kehendaknya dituruti, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang konsumtif, manja, dan tidak mengerti azas prioritas. Dengan begitu anak akan selalu mengancam jika tidak diberikan ataupun dapat melakukan hal yang selalu membuat orang tua pada akhirnya memberikannya.

LANGKAH 2 PERSIAPAN 

Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut. Apakah anak memang membutuhkannya sehingga dia marah karena orang tuanya tidak memahaminya? Apakah anak akan konsumtif sehingga ingin memiliki yang dimiliki iorang lain? Apakah orang tua sudah terbiasan memberikan apa yang diinginkan anaknya? Apakah nangis dan marah adalah senjatanya untuk mendapatkan yang dia inginkan? 

LANGKAH 3 PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING 

Jelaskan kepada mereka alasan anda membeli sesuatu benda. Katakana kepada mereka, barang tersebut memang diperlukan bukan karena anak ingin pamer dan menyaingi tetangga atau teman yang memiliki barang tersebut sebelumnya. Apapun dapat dikatakan, sebagai orang tua yang bijak jngan takut untuk membicarakan mengenaib uang. Bila anda tidak mampu membelikan barang permintaannya, katakana dengan terus terang. Lakukan kegiatan yang melibatkan seluruh keluarga semisal naik sepeda, jalan pagi, main tenis atau scrabble. Lakukan kegiatan yang menggunakan pikiran dan semangat, tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. Tidak ada angka yang tapat berapa jumlah yng harus diberikan, tetapi tujuannya adalah untuk tidak memenuhi segala sesuatu yang diinginkan oleh anak serta membuat anak mengerti bahwa mereka dapat menggunakan uang sakunya sendiri untuk membeli segala sesuatu yang diinginkannya. 

Hal ini membuat mereka mengerti bahwa benda tertentu mahal harganya dan tidak sanggup untuk mereka beli dan yang pasti mereka menjadi lebih dapat menghargai uang. Cinta orang tua kepada anak tidak harus dengan benda, bukan berarti tidak harus memberi benda tetapi memberikan benda pada saat membutuhkan dan berguna untuk anak. Yakinkan mereka bahwa orang tua mencintai dan menyayangi anak bukan karena meteri, tetapi perhatian waktu dan kasih sayang. Itulah yang terpenting. Teknik yamng dapat digunakan adalah yang umum dikenal dengan bermain peran (role play). Anak dibebaskan untuk bercerita maupun berpendapat yang pada akhirnya aka nada solusi dalam masalah yang sedang dihadapi anak. Peran (role) dapat diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu. Bermain peran yang saya maksud di sini adalah antara seorang anak dengan tokoh yang dekat dengannya lalu memunculkan perasaan-perasaan tertentu maupun kebiasaan buruk seorang anak anak diminta untuk menjadi orang tua (peran 1) sementara boneka atau mainan anak diletakkan di sebrang anak dan menjafi diri anak itu (peran 2). 

Saat anak berubah peran, anak diminta berpindah posisi duduknya. Berikut ini teknik yang dapat anda pelajari. 

Peran 2 : “Mama, aku mau mobil-mobilan seperti punya temanku…” 
Peran 1 : “Buat apa? Kan kamu sudah punya banyak…” 
Peran 2 : “Iya, tapi mama…aku pengen yang itu, pokoknya aku pengeeennn…” 
Peran 1 : “Pengen ya? Hmmm…ya udah boleh.” 
Peran 2 : “Boleh? Ih, mama baik deh.” 
Pesan 1 : “Maksudnya boleh, tapi gak sekarang, mama lagi gak ada uang.” 
Peran 2 : “Arrgghhh…mama jahat, gak jadi baikk,” 
Peran 1 : “Mama baik, tapi jahat…mama jahat, tapi baik…jadi mama baik apa jahat, dek?” Peran 2 : “Haduh mama…aku mesti gimana supaya mama mau beliin aku mobil itu?” Peran 1 : “Emang untuk apa sih mobilnya? Uangnya sayang kan kasihan mama dong…” 
Peran 2 : “Iya sih, tapi aku pengen, gimana ma? (intonasi anak sudah mulai turun) 
Peran 1 : “Hmmm…eh, kita Tanya sama bu guru yuk.” 

Ada peran 3 (orang tua, tetapi berperan sebagai ibu guru) 
Peran 1 : “Bu guru, ini anak saya mau beli mobil, tapi saya belum ada uangnya, gimana?” Peran 3 : “Berapa harga mobilnya? Dengan harga mobil segitu, kamu beli barang lain yang menurutmu berguna kan? Apa yang kamu butuhkan selain mobil?” 
Peran 2 : “Sepatuku udah butut!” 
Peran 3 : “Bagaimana cara kamu dapat uang untuk membeli sepatumu?” 
Peran 2 : “Menabung dengan mengumpulkan uang jajan terus dibeliin sepatu.kalau mobil, nanti gak lama bisa rusak, lagian aku lebih butuh sepatu.” 
Peran 3 : “Ya udah, berarti kamu sekarang mulai menabung untuk mencapai keinginan kamu beli ya…” Peran 1 + 2 : “Terima kasih ya bu guru…”

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »