KENALIN MASALAH KESEHATAN DAN KEBERSIHAN ANAK SEJAK DINI DAN PENANGANANNYA DENGAN TEPAT DAN SEMPURNA

MASALAH KESEHATAN DAN KEBERSIHAN 

“Menolak minum obat”
LANGKAH 1

KENALI PENYEBABNYA

Salah satu pertekaran soal kesehatan yang paling sering dialami antara orang tua dan anak adalah minum obat. Bayi anda memuntahkan kembali cairan obatnya, sementara kakaknya suka mengatupkan mulutnya atau malah mendebat. Anak-anak akan bertempur “sampai titik darah penghabisan”. Nah, bagaimana triknya agar mau minum obat sambil mengerti bahwa itu demi kesembuhannya?

Mengapa anak-anak menolak obat? Mungkin karena rasa obat memang tidak enak, bahkan jika sudah ditambahkan rasa yang biasanya disukai anak-anak, entah stroberi atau jeruk. Dan juga, karena menurut anak yang sakit, segalanya terasa seperti perintah, permintaan, dan gangguan,namun, terkadang ada hal yang penting dilupakan bahwa sering kali program bawah sudar seseorang membuat si anak tidak mau minum obat. Anak berpikir obat itu pahit atau obat itu untuk orang sakit (dan aku tidak mau sakit, aku tidak mau merasakan pahit) sehingga lidahnya menolak. Anak yang sakit sudah berada dalam keadaan emosional dan regresi. Ini dapat melahirkan penolakan pada apapun yang disarankan.

LANGKAH 2

PERSIAPAN 

Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Obat seperti apa yang anak sulit untuk meminumnnya ?
Apa penyebab anak sulit minum obat ?
Bagaimana pola kebiasaan sakit anak ?
Apa yang sering anda lakukan dan katakana pada saat anak sakit ?
Bagaimana sikap anda pada saat anak sakit ?

LANGKAH 3

PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING

Kita sering dibuat risau ketika anak sakit. Tidak hanya karena penyakitnya saja, tetapi juga karena harus minum obat, padahal dokter meresepkan antibiotic yang harus diminum sampai habis. Untuk hal ini, gunakan teknik berkomunikasi dengan tubuh. Sering kali penyakit datang karena sebagai tanda bahwa kita tidak memerhatikan bagian tubuh itu. Ajar anak untuk berterima kasih kepada bagian tubuh yang sakit, lakukan dengan mengusap-ngusap dengan kasih sayang, lalu minta maaf kalau selama ini dia kurang memerhatikannya, terakhir minta anak untuk bersyukur dan menerima sakitnya itu. Cara ini sederhana, tetapi sangat ampuh karena sering dipraktikkan oleh hampir semua orang tua.

Jika anak sudah trauma dengan obat karena pernah ada kejadian sehingga menimbulkan jangkar emosi negative (asosiasi dengan perasaan tidak enak), hindari menyebutkan kata “obat” di depannya. Biarpun dia belum tahu apa itu artinya “obat”. Di pikiran bahwa sadarnya dia memahami bahwa obat adalah sesuatu yang tidak enak, tetapi harus dia makan. Jadi, obat dapat diterjemahkan sebagai sirup enak yang akan menyehatkan badan. Itu dinamakan anchoring. Jika anak yang sudah lebih besar dapat dilakukan hypnosis seperti orang dewasa, misalnya untuk anak di bawah 10 tahun, dapat ditanyakan minuman kesukaannya, lalu si anak menjawab jeruk atau soft drink, minta anak membayangkan bagaimana rasanya, perbesar rasanya di dalam mulut anak (sampai anak mengecap-ngecap seolah merasakan rasanya), bayangkan terus bentuknya, setelah itu baru masukkan obat ke dalam mulutnya, sambil terus disugesti tentang rasa jeruk tadi. “Wah, enak sekali ya dek jeruknya, asem, mama juga maka tadi jeruknya, manis banget yah, besok adek makan lagi jeruknya ya biar sehat.”

Nah, ada salah satu pengalaman dalam melakukan hypnosis terhadap seorang remaja berusia 18 tahun dan tidak suka sama sekali yang namanya obat karena rasanya pahit. Suatu saat dia harus minum obat, karena klinik di dekat rumahnya tutup, lalu saya dipanggil untuk melakukan hypnosis kepada remaja itu. Saya hanya katakan seperti tadi, “makanan apa yang kamu sukai?” dia menjawab, “spageti”. Saya bertanya, “bagaimana rasanya ?” dia menjawab, “hmmm enak banget bunda, bunda mau ?” saya menjawab, “wah asyiknya, bagi donk, rasanya apa ?” dia menjawab, “rasanya asem kecut, pedes, hmmm enak banget…” lalu saya jawab, “ooogitu yah…” (sambil memasukkan tablet ke dalam mulutnya, lalu saya terkejut karena tablet itu dikunyahnya). Lalu saya tanyakan, “apa rasanya sekarang ?” dan dia menjawab, “enak sekali hmmm enakkk…spagetinya” (ternyata rasanya masih sama dengan spageti). Lalu saya menguncinya dengan memberi sugesti, “mulai sekarang dan seterusnya, obat apapun terasa seperti spageti dan rasanya asam, manis, dan pedas.”

Untuk menghindari perdebatan dan pertengkaran, akui perasaan anak anda. Anda dapat mengatakan, “ok, gak apa-apa kalau kamu tidak ingin minum obat ini sekarang, tetapi setelah kamu meminumnya, kamu akan segera merasa lebih sehat.” Kemudian berikan pilihan untuk membuat obat itu lebih mudah ditelan dan menyenangkan. 

Untuk anak yang senang bermain dengan logika, anda dapat menjelaskannya mengenai bagaimana cara kerja obat. Anda dapat menjelaskannya dengan mengatakan, “obat ini akan membantumu merasa lebih baik supaya kamu dapat segera kembali bermain di taman.” Anda juga dapat menjelaskan apa yang dapat dicapai oleh obat, “tadi malam kamu tidak terbangun sama sekali. Nah itu karena obat sudah mengambil rasa sakitmu.”

Beri obat pada waktu dan tempat yang sama. Ini membantu menciptakan titik tertentu di rumah anda untuk memberi obat dan menciptakan rutinitas. Agar bisa sesuai jatwal, tempelkan daftarnya di pintu kulkas atau pintu kamar anak anda. Setiap kali minum obat, mintalah anak anda untuk mencoretnya atau menempelkan stiker di daftar tersebut.

Berikan pilihan kapan pun anda mau. Minum obat adalah hal yang tidak boleh dinegosiasikan, tetapi hal-hal lainnya masih mingkin. Bahkan, pilihan paling sederhana akan memuaskan kebutuhan anak yaitu rasa control terhadap keadaan dan tubuhnya. Berikan dua pilihan sederhana seperti, “apakah kamu ingin minum obatnya sebelum berpakaian atau setelahnya ?” atau “setelah minum obat kamu mau jus apel, jeruk atau anggur ?”
“selalu sakit-sakitan”

LANGKAH 1

KENALI PENYEBABNYA

Tubuh kita sering mengomunikasikan sesuatu pada kita, tetapi kita tidak tahu. Alam bahwa sadar kita mengirimkan pesan dalam rupa rasa sakit, tetapi kita obati rasa sakit tersebut dan kita “paksa” untuk hilangkan rasa sakit itu dengan berbagai obat. Dalam alam bahwa sadar, rasa sakit muncul karena berawal dari rasa marah yang belum terselesaikan, tetapi kita “save” di ulu hati. Rasa benci yang ‘disimpang” di pecernaan. Karena kita tidak atau belum pernah belajar cara alam bawah sadar berkomunikasi dengan kita, ya biasanya kita akan bingung ketika mengalami sebuah rasa yang tidak nyaman dalam diri. 

Biasanya kalau ada orang sakit gigi, dia memakan ponstan sebagai pain killer. Nah, pada hal itu adalah alarm tubuh yang menandai terjadinya bahaya yang harus kita atasi. Namun, karena mengonsumsi pain killer, berarti secara sengaja anda sedang membunuh dan mematikan alarm dalam tubuh anda. Oleh karenanya, setiap sakit apapun diterima sebagai suatu tanda yang diberikan tubuh supaya kita berkomunikasi dengan alam bawah sadar. Jika anda menyadari itu, ketika setiap sakit itu datang, anda perlu introspeksi ke dalam diri dan bertanya ke dalam diri maksud alam bawah sadar kita dengan adanya sakit tersebut. Ini akan sangat membantu penyembuhan dari dalam diri daripada kita mencari penyebab rasa sakit yang dialami tersebut di luar diri kita. Alam bawah sadar manusia sangat jenius, sangat pandai, sangat pinter, sangat kreatif.

Saya memahami tentang ilmu dan pemahaman sakit penyakit melalui komunikasi alam bawah sadar sejak tahun 2009 melalui guru saya, syaiful bachri, dan luar biasa hasilnya. Saya penderita asma akut sejak kecil dan sudah berobat ke mana-mana, bahkan saya hampir meninggal dibuatnya. Sebelum saya memahami ini, setiap tanggal 20 dan selama belasan tahun, saya selalu sakit batuk dan itu rutin. Sungguh tidak nyaman rasanya. Menurut dokter, asma itu tidak dapat disembuhkan. Iya, tidak dapat disembuhkan jika anda memercayai itu. Perlu anda ketahui, dari tahun 2009, saya benar-benar bebas dan tidak satu kali pun saya sakit bahkan asma kambuh. Jadi, saat ini saya dapat mengatakan “selamat tinggal asma, selamat datang sehat”. Saya percaya anda pasti mau dan mau anak anda juga sehat bukan ? jadi, kuncinya adalah berkomunikasi dengan alam bawah sadar tentang penyakit dan jangan percaya kata orang lain sekali pu8n itu dokter karena mereka hanya dapat melemahkan kekuatan tubuh anda ketika anda mempercayainya. Kunci kesembuhan ada di dalam diri anda. Teknik yang akan saya bagikan nanti dapat anda lakukan kepada anak anda juga kepada diri anda sendiri.

LANGKAH 2

PERSIAPAN

Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Penyakit apa yang sering anak derita ?
Bagaimana sikap anda terhadap anak yang sakit-sakitan ?
Bagaimana respon anak setiap kali dia sakit ?
Apa yang orang tua dan anak lakukan saat anak sakit ?

LANGKAH 3

PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING

Mencari makna positif dan berkomunikasilah .
Anda dapat menjarkan anak untuk bertanya dan masuk ke dalam dirinya. “coba adek tanyakan, kenapa adek sering pusing ? dan apa jawabnya kepala adek ?” adek pun menjawab, “soalnya adek banyak main di depan computer, ma…dan adek harus banyak istirahat.”

Biasanya sakit itu karena warning dalam tubuh kita yang mengharuskan kita melakukan sesuatu. Ajak anak untuk melakukan perbincangan dalam diri anak. Caranya adalah (misalnya dia sakit batuk) coba kamu menjadi paru-paru (sambil memberikan edukasi ke anak di mana dan bagaimana bentuk paru-paru). Sekarang lihat sekitarmu, rasakan banyak riak dan paru-parumu sempit. Coba kamu Tanya ke teman-temanmu di dalam tubuhmu. (anak bertanya dipandu orang tua), “teman-teman, apa yang yang membuat saya jadi saki banget di dalam sini ?” orang tua bertanya, “lalu, apa jawab mereka ?” si anak menjawab, “mereka bilang adi suka makan ciki padahal kan ciki gak boleh dan afi suka beli ciki tanpa mama tahu…” (orang tua memandu adi untu berterima kasih dan minta maaf sama paru-paru), “paru-paru dan teman-teman, maafin adi yah, terima kasih adi sakit…jadi adi tahu bahwa adi gak boleh makan ciki lagi, adi janji gak akan ulangi lagi, apalagi kalau mama gak ijinin. Maafin adi yah…”

Sentuh dengan telunjuk dan jari tengah pada bagian tubuh yang sedang dirasa sakit. Jari telunjuk dan jari tengah itu adalah energi positif dan negatif. Begitu disentuhkan ke tubuh akan menjadi netral sehingga dapat mengeluarkan energi yang tidak bagus dari dalam. Minta anak untuk bernapas lebih perlahan, lalu katakan maaf kepada bagian tubuh yang sakit. Ini sedikit berbeda dengan teknik di atas karena kita hanya perlu berkomunikasi dengan bagian tubuh yang sakit.

[Katakan maaf pada bagian tubuh yang dirasa sakit dan yang anda sentuh dengan jari telunjuk serta jari tengah tadi. Sampaikan dengan sungguh-sungguh. Boleh diucapkan, boleh dalam hati. Katakana maaf, karena selama ini kita tidak memahami apa maksud pesan yang ingin disampaikan oleh alam bahwa sadar kita sendiri, malalui rasa sakit itu sehingga pesan itu terbaikan. Sekali lagi katakana maaf dengan sungguh-sungguh…]
“Maaf ya perut, saya salah makan yang tidak sesuai dengan kebutuhanmu hari ini atau selama ini”

Boleh gunakan kalimat lain yang bergaya bahasa anda sendiri, seperti bicara dengan teman saat kecil atau bicara dengan seorang sahabat. Lalu minta anak untuk mengamati bagian tubuh yang dia sentuh tadi, bagaimana rasanya sekarang ?

[Bertanggung jawablah terhadap rasa sakit itu. Ingat, bahwa rasa sakit disebabkan oleh diri sendiri (walaupun kata dokter karena virus, virus ada karena tidak ada perlindungan dalam diri kita, jadi kita yang perlu melindungi diri kita dan terus menjaganya). Sambil terus menyentuh bagian tubuh yang sakit, katakana pada bagian yang sakit tersebut minta anak mengatakan bahwa, “aku bertanggung jawab atas rasa sakit kamu.” Jika ada sakit pasti ada penyebabnya, mungkin sebab secara ilmiah (murni karena sakit) atau karena emosi negatif yang belum diselesaikan. Kuncinya adalah mengambil tanggung jawab dari rasa sakit tersebut. Lalu,amati bagian tubuh yang anda sentuh tersebut, bagaimana rasanya sekarang ? amati dan amati saja. Setelah itu, lanjutkan ke langkah berikutnya…]

[Menerima dan ikhlas. Minta anak untuk menarik napas panjang yang dalam sebagai sarana menerima rasa sakit yang disentuh tadi dengan ikhlas. Lakukan beberapa kali…]
[Berterima kasihlah pada tubuh dan kepada Tuhan yang maha penyembuh…]

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »