eDUparents 4kids, menyediakan penanganan suprim terhadap kebiasaan buruk anak dalam menghadapi ujian, tendensinya terletak pada pesimistik dan keraguan yang menguasai.
“Kecemasan saat ujian”
LANGKAH 1
KENALI PENYEBABNYA
Davison dan neale mengatakan bahwa kecemasan sering kali disertai dengan gejala fisik, seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, tidak tenang, dan tidak dapat duduk diam. Menurut nevid, beberapa tanda kecemasan dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan fisik di antaranya adalah kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh bergetar atau gemetaran, kekencangan pada pori-pori kulit perut dan dada, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara dan bernafas, jantung yang berdetak kencang, jari-jari anggota tubuh yang menjadi dingin, terasa lemas atau mati rasa, sulit menelan sesuatu, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, serta merasa sensitive.
Berdasarkan perilaku di antaranya adalah perilaku menghindar, melekat atau despenden, dan terguncang.
Berdasarkan factor kognitif di antaranya adalah khawatir tentang sesuatu hal, perasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak dapat perhatia, ketakutan akan kehilangan control, ketakutan akan ketidakmampuan mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Jadi gejala-jela kecemasan menjelang ulangan atau ujian adalah suasana hati yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, pikiran yang tidak menentu, motivasi untuk mencapai sesuatu, reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali. Jika kecemasan yang berlebihan, akan menimbulan reaksi pada aspek psikologis dan fisiologis individu. Aspek psikologis meliputi ciri-ciri fisiologis yang tampak pada siswa tersebut di antaranya adalah telapak tangan berkeringat, gemetar, denyut jantung yang cepat, ujung-ujung jari terasa dingin, dan sebentar-bentar selalu melihat jam. Adapun dari segi psikologis yang teramati ditandai dengan tidak biasanya berkonsentari, gugup, dan merasa tegang. Menurut pendapat kartono, kecemasan disebabkan oleh empat hal di antaranya adalah sebagai berikut.
Ketakutan yang terus-menerus, disebabkan oleh kesusahan dan kegagalan yang bertubi-tubi.
Dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapat kepuasan dan terhambat, hingga mengakibatkan timbulnya konflik-konflik batin.
Kecenderungan-kecenderungan kesadaran diri yang terhalang.
Respresi terhadap macam-macam masalah emosional, tapi tapi tidak bisa berlangsung secara sempurna.
Selaras dengan kondisi anak pada zaman sekarang, yaitu tuntutan sekolah yang dibungkus dalam pelajaran yang dirasakan berat oleh siswa dan belum lagi tuntutan orang tua untuk mendapat nilai yang tinggi. Selain itu, adanya juga perasaan takut dan gagal. Banyak anak yang belajar di rumah, maupun di tempat les sukses mengerjakan soal dan selalu berhasil, tetapi begitu di sekolah nilainya buruk karena ia tidak menjawab soal atau soal terasa sulit (padahal yang diberiakan antara tempat les dan sekolah itu soal sama tetapi ceritanya saja yang berbeda dan bervariasi). Hal ini membuat anak merasa gagal dan tertekan karena terjadi berulang kali.
Jika anak memiliki sedikit rasa cemas dapat mendorong semangat belajarnya dan menjaga agar mereka tetap termotivasi. Siapa pun orangnya pasti akan cemas jika menghadapi ujian atau ulangan, hanya saja tingkat cemasnya yang berbeda dan dan bagaimana orang tersebut mengelola kecemasannya itu. Kecemasan yang berlebihan yang akan menghambat kinerja anda dalam ujian. Anda mungkin sulit menujukkan apa yang telah anda ketahui dalam ujian itu.
Menurut Davidson dan neale, kecemasan seringkali memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Adapun menurut levit, merumuskan kecemasan sebagai “subjective feeling of apprehension and heightens physiological arousal”. Dengan kata lain kecemasan adalah subjek yang mengalami perasaan tertekan dan tingkatpsikologis yang tinggi. Kecemasan berbeda dari rasa takut biasa. Rasa takut dirasakan jika ancaman berupa sesuatu yang bersifat objektif, spesifi, dan terpusat. Ketakutan lebih banyak didominasi oleh efek negative. Sementara itu, kecemasan disebabkan oleh suatu ancaman yang bersifat lebih umum dan subjektif. Kecemasan merupakan reaksi biasa atau sesuatu yang normal terjadi. Jadi, kecemasan adalah suatu kondisi psikologis individu yang berupa ketegangan, kegelisahan, kekhawatiran sebagai reaksi terhadap adanya sesuatu yang bersifat mengancam.
LANGKAH 2
PERSIAPAN
Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Apa yang sering dikatakan anak anda berkenaan dengan ulangan, ujian atau bahkan pelajaran di sekolah ?
Bagaimana cara anak menghadapi kecemasan ?
Apa yang anda lakukan untuk membantu anak mengatasi kecemasannya ?
Bagaimana pola hubungan anda dengan anak anda ?
Dukungan seperti apa yang sudah anda berikan dan membuat anak lebih tenang menghadapi kecemasannya ?
LANGKAH 3
PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING
Gunakan teknik belajar untuk dapat menguasai materi belajaran.
Belajar sesuai dengan gaya belajar anak. Minta anak untuk tetap santai selama ulangan atau ujian berlangsung. Menarik nafas pelan-pelan dan dalam-dalam, serta memusatkan perhatian pada nafas lalu buat afirmasi positif, seperti “saya dapat mengejarkan ini dan semua dapat saya kerjakan dengan baik.”
Latih anak untuk mengelolah stres dan cemasnya dengan teknik emotive release. Katakan katakana kepada anak anda :
“Kepalkan kedua tanganmu dengan erat.”
“Coba kamu keluarkan semua rasa takut, cemas dan tidak pede.”
“Rasanya aliran emosi itu di sekujur badan dan dari kepala hingga ujung kaki.”
“Kemudian pusatkan di kedua kepala tanganmu.”
Emosi, di skala berupa ? rasakan emosi tersebut semakin naik menuju puncaknya yaitu angka 10.”
“Rasakan aliran emosinya membuat kamu semakin kuat mengepalkan tangan dan membuat napasmu berat dan cepat, sedangkan debaran di jantungmu semakin menguat.”
“Setelah kamu merasakan ada di puncak emosi cemas dan takut, sekarang buka kepalan tanganmu dan satukan atau tertepuk-tepukkan (posisi telapak tangan seperti ketika bertepuk tangan). Tepuk terus…tepuk terus… lebih keras lagi…lebih keras…rasakan level level kecemasan, stress, tidak pede semakin menurun dan lakukan terus tepukan tersebut hingga levelnya mencapai angka 0.
Buatlah seperti tepuk tangan untuk menyemangati diri anda dengan tersenyum dan optimis.”
Fokus pada keberhasilan dengan future pacing (lihat caranya pada teknik mengatasi anak yang kurang motivasi).
Time line dengan teknik relaksasi dan future pacing. Ini sering saya lakukan saat memberi seminar hypnosis pada anak-anak SD,SMP, dan SMU dalam mempersiapkan diri untuk ujian Negara. Caranya adalah sebagai berikut.
[Buatlah suatu garis di lantai dengan menggunakan tali rafia atau potongan kertas panjang, kira-kira 4 meter atau lebih. Pastikan mendekat sehingga kalau diinjak tidak terkelupas.]
[Minta anak berdiri di salah satu ujung garis menghadap keujung yang yang lain. Minta anak membayangkan bahwa ujung garis di mana ia berdiri sebagai saat ini dan ujung garis lainnya adalah saat ujian.]
[Minta anak membayangkan dirinya sedang mengerjakan proses ujian “DENGAN SUKSES” di uju ng garis tujuan. Buat gambarnnya senyata mungkin di pikiran.]
[Kemudian, minta anak membayangkan garis panjangnya dibagi jumlah hari yang tersisa sebelum ujian. Misalnya, kurang 5 hari, jadi bayangkan garis itu diberian 5 titik atau tanda. Setiap tanda mewakili satu hari.]
“SAAT INI_,_,_,_,_,_,_,_SUKSES UJIAN.”
[Masih masih berdiri di ujung SAAT INI, si anak diminta membayangkan ia melakukan belajar dengan lancar dan paham di setiap tanda tersebut (per hari). Bayangkan dengan senjata mungkin “belajar dengan mudah, mengerti, paham, ingat, dan sukses berlatih soal”.
[Setelah gambaran atau bayangan di kepala anak menjadi jelas, minta ia melangkah (boleh tutup mata atau buka mata) menyusuri garis itu. Anda boleh menuntunnya jika ia keluar jalur.
[Minta ia berhentidi setiap titik dan menyelami perasaan belajar itu, SAMBIL ia memicu tombol anchor 1 dan 2 secara bersamaan. Anak akan merasakan belajar sambil percaya diri dan merasa pikiran jernih serta daya ingat kuat.]
[Teruskan ia melangkah setelah cukup di satu tanda dan berhenti lagi di setiap tanda dengan cara yang sama. Lakukan terus hingga ia sampai di ujung SUKSES UJIAN.]
[Selama perasaan SUKSES UJIAN, sambil memicu kedua anchor itu lagi secara bersamaan. Anda secara lembut boleh mengecek disetiap titik dan ujung SUKSES UJIAN ini dengan pertanyaan, “apa yang kamu rasakan ?”. jika perasaannya kurang positif, bombing ia masuk ke kondisi percaya diri, pikiran jernih, dan daya ingat bagus.]
[Setelah merasa cukup di ujungUJIAN SUKSES, minta anak memanjatkan perasaan syukur pada tuhan yang maha pencipta dan yang maha tahu.]
[Kemudian minta ia melangkah lagi selangkah keluar dari garis ujung UJIAN SUKSES itu, katakana, “kamu sekarang melangkah satu langkah yang berarti sudah keluar dari ruang ujian, dan rasakan sudah menyelesaikan dengan baik dan benar !”]
[Kemudian, minta ia membayangkan sudah dan merasakan PERASAAN SUDAH MENYELESAIKAN DENGAN BAIK. Minta ia menengok kebelakang, seperti menengok sesuatu yang TADI SUDAH TERJADI. (sumber : portal NLP)