Guru dan Orang tua sangat polos merespon anak zaman z ini, berangkat sekolah adalah doa orangtua untuk anak mendapat ilmu dan karakter yang baik dan sebagai guru hanya berharap anak datang ke sekolah tanpa masalah, semua diberikan yang terbaik untuk murid.
lalu bagaimana kalau anak tersebut berbading terbaik atau mogok sekolah ?
“Mogok sekolah”
LANGKAH 1
KENALI PENYEBABNYA
Jika ada orang tua, biasanya selalu dihadapkan dengan anak yang tidak ingin pergi ke sekolah. Yang paling penting adalah bahwa anda mengidentifikasi masalah dengan benar. Ini penting bagi orang tua untuk melihat situasi anak anda, apakah dia memerlukan lebih banyak tidur atau ada masalah social ? atau ia seorang anak yang tidak memiliki cukup kemampuan memecahkan masalah ? kadang-kadang anak-anak takut mengganggu dan menghindari sekolah adalah salah satu tanda pertama bahwa anak anda diganggu, tetapi anda perlu menyelidiki kemungkinan itu. Tidak pergi ke sekolah menjadi jalan untuk keluar dari kesulitan itu.
Dalam semua kasus ini, penting bagi anda untuk memahami bahwa penolakan anak itu pergi ke sekolah adalah caranya untuk memecahkan masalah yang saat ini dirasa nyata baginya. Seperti yang kita lihat berulang-ulang pada beberapa anak, cara mereka memecahkan masalah justru membuat mereka memiliki masalah yang lebih besar lagi. Itulah mengapa sangat penting anda membantu anak anda mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah sehingga ketika masalah timbul, anak anda akan dapat memikirkan cara untuk mencari tahu jalan keluarnya.
Anak anda juga mungkin mengeluh merasa bosan sekolah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika beberapa anak-anak mengatakan mereka bosan, mereka sebenarnya agak marah. Namu, orang tua harus dapat memberi tahu anak-anak mereka bahwa itu tanggung jawab mereka untuk pergi ke sekolah. Anak perlu tahu bahwa sekolah itu bukan tujuan mereka, tetapi cara mereka untuk meraih tujuan masa depan mereka.
LANGKAH 2
PERSIAPAN
Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tenyakn terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Apa gaya belajar anak ? visual, auditori, atau kinestetik ?
Apa yang awalnya terjadi saat anak memutuskan untuk mogok sekolah ?
Bagaimana komunikasi antara orang tua dan guru ?
Bagaimana sosialisasi anak di sekoalah ?
Apa yang dilakukan anak setiap kali dia tidak mau sekoalah ?
Bagaimana respon orang tua menanggapi respon anak terhadap sekolah ?
Bagaimana respon anak berpengaruh terhadap perilaku orang tua ?
Cari alasan apa yang membuat anak tidak masuk sekolah, apakah karena ada masalah di sekolah dan di rumah, sebagai bentuk protes, mencari perhatian, atau memang murni karena adanya masalah yang dia tidak mampu selesaikan ?
LANGKAH 3
PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING
Pelajari dulu apakah sekolah dapat memfasilitasi gaya belajarnya ?
Ajari anak untuk memecahkan masalah mulai dari yang kecil sehingga ketika ia menemui masalah besar seperti ini ia dapat menyelesaikan dengan baik sementara orang tua hanya sebagai pendengar dan fasilitator saja.
Gunakan teknik regresi dan forgiveness, jika masalahnya adalah karena gurunya yang menyebalkan dan selalu mengejek dia di depan umum. [Anak diminta untuk menceritakan pengalaman pertama kenapa dia tidak mau sekolah.
Misalnya, ibu dewi kasar sama dia dan selalu mengejek dia, apalagi kalau ulangannya dapat jelek.]
[Anak diminta kembali ke pengalaman bersama ibu dewi itu pertama kalinya.]
[Anak diminta untuk mengungkapkan isi hatinya kepada ibu dewi]
“Ibu dewi nyebelin… ibu tahu gak, aku tuh malu kalau ibu kasar sama aku, terus mempermalukan aku di depan teman-temanku. Aku gak suka waktu ibu nyeret-nyeret aku karena aku gak mau sekolah terus teman-teman lihat aku… aku sebel sama ibu dewi ! Sebel…sebel… liat tuh teman baikku mejauhi aku dan ibu tahu bahwa ibu gak pantes untuk jadi guru ! seharusnya ibu gak kerja di sekolah, ibu gak pantes jadi oran tua, ibu gak panteessss… aku benci ibu !”
[Anak diminta membayangkan bahwa antara dia dan ibu dewi ada benang tipis sekali, lalu anak diminta untuk mengambil guntung dalam imajinasinya, menggunting benang itu.]
[Anak diminta untuk mengecilkan gambar ibu dewi sebesar 1 mm sampai tidak terlihat lagi.]
[Tanyakan perasaan anak.]
[Gunakan hypnosleep dengan kalimat, “mulai besok dan seterusnya, sekolah menjadi menyenangkan dan saya sangat menyukainya…”]
APA PERTANYAAN SAUDARA SEPUPTAR ANAK ? TERIMAKASIH