KENALI SEBAB STRESS PADA ANAK SENDIRI, ADA RESIKO GANAS NAMUN ADA PENANGKALNYA

EDUPARENTS 4KIDS, MENYEDIAKAN PENANGANAN DINI UNTUK MERESPON ANAK YANG TERKADANG TIDAK SINKRON TERHADAP KITA , STRESS BAHKAN BISA MEMBUAT KITA BRUTAL TERHADAP KEPEUALIAN.
“Stres pada anak”
LANGKAH 1
KENALI PENYEBABNYA

Bukan orang sewasa saja yang mengalami stres. Stress pada anak dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan sejak usia dini, sejak dalam kandungan. Bila ibu mengandung mengalami stres, janin yang ada dalam kandungan juga akan merasakannya. Detak jantung janin menjadi tidak teratur sehingga persediaan oksigen dan sari makanan berkurang. Anak-anak pun juga dapat mengalami hari buruk yang berpotensi mengalami depresi. Sama bahayanya jika hal tersebut tidak segera diatasi. Depresi membuat tubuh bereaksi negative terhadap kesehatan fisik dan mental. Emosi yang serasal dari stres akan menimbulkan perilaku buruk pada anak.

Ada banyak masalah yang dapat membuat anak stress. Yang paling dekat dengan mereka adalah pendidikan. Banyak anak yang “dipaksa” orang tuanya untuk ikut berbagai kegiatan les di luar jam sekolah” seharian mereka direcoki dengan ilmu pengetahuan tanpa memandang keterbatasan anak dalam menyerapnya. akibatNya, anak menjadi jenuh, stress, dan takut untuk berontak pada orang tuanya.
 
Menginjak remaja, anak dihadapkan pada masalah pubertas. Pada remaja wanita, misalnya, mereka mungkin akan sedikit stres saat menjalani pertama kali mendapatkan menstruasi. Mereka perlu orang lain yang dapat menenangkan hatinya.

Saat sadang banyak pikiran, seorang dewasa kadang-kaedang kita ingin kembali ke masa ka, kanak-kanak karena berpikir pada masa itu seoarang anak dapat bermain dengan bebas tanpa perlu memikirkan keluarga keuangan, atau hal lainya. Namun, seorang anak yang masih polos pun juga dapat mengalami frustasi dan stress.

Seorang anak yang stress dapat didentifikasi dengan memerhatikan tingkah lakunya. Bahkan, beberapa penyakit pada anak mungkin saja disebabkan karena reaksi psikosomatik yang disebabkan karena stres. Reaksi-reaksi psikosomatik, termasuk masalah pencernan, sakit kepala, kelelahan, gangguan tidur, dan masalah sewaktu buang air, mungkin merupakan tanda-tanda bahwa ada suatu yang tidak beres. Tanda lainnya seperti sering menangis, senang menyendiri, rewel, tidak mau berangkat ke sekolah atau suatu tempat, membuat kenakalan di sekolah atau di lingkungan tempat bermainnya, serta penurunan nilai sekolah. Stress juga dapat menyebabkan penyakit fisik pada anak, misalnya merasa pusing, mual, diare, kelumpuhan akibat depresi, atau penyakit lainnya.

Apabila seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, tidak ada salahnya bila anda meminta bantuan seorang psikolog karena penyakit tersebut mungkin saja bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh, melainkan disebabkan pikiran anak yang sedang stress.

Adapun penyebab stres adalah kurangnya gizi, pelajaran di sekolah yang terlalu membebani anak di luar kemampuannya, tekanan dari teman, kurang tidur, pertengkaran orang tua, pola asuh, atau bahkan orang tua yang sering memaksa anak mengikuti keinginannya.

LANGKAH 2
PERSIAPAN
Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, tanyakan terlebih dahulu kepada diri anda hal-hal sebagai berikut.
Perilaku apa yang ditimbulkan anak ? Emosi apa yang muncul ?
Apa akibat dari stress yang dialami anak ?
Masalah yang terjadi pada anak sebelum timbulnya stress ?
Upaya anda membantu anak mengatasi tingkat stresnya ?
Bagaimana respon anakl terhadap tindakan anda ?

LANGKAH 3

PENANGANAN DENGAN HYPNOPARENTING
Jika anak di bawah 5 tahun mengalami stress, solusinya adalah dengan terapi bermain. Caranya adalah ambil permainan yang disukai anak, di mana anak diminta untuk bercerita tentang hal yang disukainya. Kalau memungkinkan, dalam bentuk drama dan lihat reaksi anak, tunggu sampai anak menjiwai isi cerita dan sangat senang saat menceritakannya. Perlahan-lahan anda menepuk pundak sebelah kanan dan kiri secara bergantian (ini semacam teknik butterfiy untuk memberikan keseimbangan terhadap emosinya).

Untuk anak usia 6-10 tahun dapat dilakukan komunikasi dengan boneka atau mainan kesayangannya. Peran 1 adalah peran anak, peran 2 adalah boneka atau mainannya, tetapi tetap anak yang bicara.

Anak : “kenapa kamu murung ?”
Boneka : “iya, soalnya mama suka maksa aku belajar, padahal pelajarannya susah banget.”
Anak : “Terus kamu mau apa ?”
Boneka : “aku mau mama mengerti aku dan nemani aku belajar, jangan pergi terus, kalau gak pergi, main “BB”, kalau gak, jalan-jalan sama teman-temannya, meeting sini, meeting sini…” (si orang tua mendengarkan dan orang tua langsung mendapat jawabannya). 

Hal yang anda lakukan lagi adalah voice dialogue. Intinya, ketika fokus pada masalah maka jalan keluar semua menjadi buntu. Namun, jika kita mencari kemungkinan diluar masalah yang dapat kita lakukan, kita akan mendapatkan solusi. Bantu anak-anak belajar keterampilan ini dengan mendorong mereka untuk melihat tugas dalam potongan yang lebih kecil dari kesuksesan. Fokus pada tujuan yang lebih kecil kadang-kadang dapat membantu mencapai gambaran yang lebih besar sambil menghindari frustasi luar yang biasa muncul saat satu tujuan besar tidak dapat dipenuhi. Oleh karenanya, lakukan dan tanyakan kepada anak hal-hal berikut ini.

[Apa tujuan dari positif dari adanya masalah ini ?]
[Cara positif apa yang dapat dilakukan untuk membuat diri kamu lebih baik ?]
[Bagaimana masalah ini dapat membuat kamu mencapai tujuanmu ?]
Perhatian dan kasih sayang yang dari orang tua terutama yang dibutuhkan anak serta membantu anak terhindar dari stress. Jadi, terus dukung, latih, dan asuh anak anda agar dia dapat menikmati hari-harinya dengan ceria.

MARI BERBAGI DAN SALING BERTANYA SERTA MENJAWABNYA DENGAN BAIK DAN TERLESESAIKAN DENGAN BAIK PULA KHUSUS UNTUK ANAK TERCINTA.
 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »