PENGENALAN, PENYEBAB DAN PENANGANAN ANAK CERDAS ATAU BERBAKAT ISTIMEWA ( GIFTED AND TALENTED )

PENGENALAN, PENYEBAB DAN PENANGANAN ANAK CERDAS ATAU BERBAKAT ISTIMEWA ( GIFTED AND TALENTED )

ASUHANANAK.COM; PENGERTIAN-Batasan keberbakatan yang digunakan di Indonesia telah disepakati mengacu pada pengertian yang dibuat oleh USOE (united states office of education) tahun 1972 sebagaiman dalam hawadi (1993) : “anak berbakat adalah mereka yang diidentivikasi oleh orang-orang professional bahwa mereka memiliki kemampuan-kemampuan yang menonjol, dan dapat memberikan prestasi yang tinggi. Mereka membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan ataub pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat merealisasikan sumbangannya baik terghadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.
Kemampuan- Kemampuan tersebut baik secara potensial maupun secara actual meliputi salah satu atau beberapa kemampuan tersebut di bawah ini kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusu, kemampuan berfikir produktif dan kreatif, kemampuan dalam bidang seni, kemampuan memimpin dan kemampuan psikomotor”

Renzulli dalam mangunsong (2011) berpendapat bahwa keberbakatan merupakan interaksi antara tiga dasar kemampuan manusia yaitu : kemampuan umum/spesifik di atas rata-rata, pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) yang tinggi, dan kreatifitas yang tinggi.

Ada tiga pembagian untuk anak-anak berbakat ini yaitu :

1. Genius (IQ 140-200) atau memiliki kecerdasan luar biasa sisi positif yang dimiliki mereka antara lain : daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis. Sementara sisi negatifnya seperti : cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain

2. Gifted (IQ 125-140) disebut juga gifted and talented disamping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti : bakat seni music, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat karakteristik yang dimiliki seperti. Mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi

3. Superior (110-125)
Prestasi belajarnya cukup tinggi. Karakteristik yang ditunjukkan seperti : dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari teman-temannya.

B. PENYEBAB / ETIOLOGI

Meskipun dalam literature anak berbakat tidak secara disebutkan pandangan pakar tentang etiologi keberbakatan, namun factor penyebab anak cerdas dan berbakat sebagaimana dalam mangunsong (2011) dapat ditinjau dari dua hal yaitu :
1. Faktor genetic dan biologis lainnya

Penelitian dalam genetika perilaku menyatakan bahwa setiap jines dari perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifika melalui gen/keturunan. Walaupun pengaruh genetika dalam perkembangan kemampuan unggul tidak dapat dielakkan, pengaruh biologic ini tidak lebih penting daripada pengaruh lingkungan dimana anak diasuh factor biologic belum bersifat genetic, yang mempunyai andil dalam intelegensi adalah factor gizi dan neurologic. Kekurangan nutrisi pada masa kecil dan gangguan neurologic yang terjadi dapat menyebabkan keterbelakangan mental, begitupun sebaliknya.

2. Faktor-faktor lingkungan 

Dari penelitian tentang individu- individu berbakt yang sukses di berbagai bidang, menunjukkan masa kecil di dalam keluarga yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Seorang dari anggota keluarga (satu atau kedua orangtua) memiliki minat pribadi terhadap bakat anak dan memberikan dorongan besar dalam rasa perkembangannya
• Kebanyakan dari orangtua adalah panutan, contoh, terutama dalam gaya kehidupannya
• Adanya dorongan khusus dari orangtua bagi anak untuk menjelajah, berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga, berkaitan dengan bidang keberbakatan yang dikembangkan, dimana usaha anak selalu mendapat mengukuhan (reward)
• Orangtua memberikan jaminan bahwa anak dapat belajar dalam lingkup keberbakatan mereka
• Keluarga menampilkan/menunjukkan tingkah laku dan nilai (value yang diharapkan, yang berkaitan dengan talent, termasuk mengenai jadwal yang jelas dan standar untuk penampilan yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
• Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi. Proses belajar awal lebih mengarah pada eksplorasi dan bermain
• Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor dan menerima informasi bagaimana mengerahkan kegiatan- kegiatan anak
• Keyakinan orangtua bahwa anak-anak mereka mendalami bakat mereka, sebagaimana juga mereka belajar bahasa.
• Adanya perilaku-perilaku dan nilai-nilai yang diharapkan berkaitan dengan keberbakatan di dalam keluarga. Ada penjadwalan- penjadwalan kegiatan dan standar yang jelas baik kenerja yang sesuia dengan tahap perkembangan anak
• Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, menekankan minimum waktu berlatih, memberi pengarahan bila diperlukan, dan memberi pengukuran pada perilaku anak yang dilakukan dengan terpuji dan memenuhi standar yang ditetapkan
• Orangtua mencarikan instruktur khusus dan guru khusus bagi anak
• Orangtua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai acara (konsert, recital, kontes, dan lain-lain) dimana kemampuan anak dipertunjukkan kepada khalayak ramai.

B. KARAKTERISTIK FISIK MOTORIK

Studi dari terman terhadap orang-orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan fisik, seperti : tinggi, berat,daya tarik dan kesehatan, dibandingkan mereka yang intelegensinya lebih rendah.

C. KARAKTERISTIK KOGNITIF

Anak-anak berbakat biasanya dapat membaca dengan mudah, bahkan terkadang sebelum mereka memasuki usia sekolah. Mereka juga memiliki kemampuan yang advance pada satu area seperti matematika dan membaca, namun tidak pada kemampuan lainnya seperti seni. Kebanyakan anak berbakat tidak dan bosan jika mereka diberi pekerjaan yang menantang. Nmun begitu, beberapa anak berbakat ada juga yang tidak berminat dengan sekolah, berperilaku buruk dan drop out. Hal ini biasanya terjadi karena anak merasa iabaikan sebagai seorang individu yang memiliki hal yang sama dalam mendapatkan kependidikan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Coleman dalam rahmawati dan soeradijono (2007) menjelaskan bahwa anak berbakat bahwa menyukai permainan yang disukai oleh anak yang lebih tua. Hal ini menjadi indikasi bahwa anka berbakat lebih memilih aktivitas yang kurang sosial dan kurang aktif dibandingkan anak lainnya. Anak berbakat lebih menyukai permainan ynag kompleks, dan mengoleksi hal-hal yang berbau science dibandingkan anak-anak lain.

D. KARAKTERISTIK SOSIAL EMOSI

Karakteristik sosial emosi dalam mangunsong (2011) dinyatakan bahwa sebagai dari anak berbakat merasa dirinya bahagia, disukai oleh teman sekelompoknya, memiliki kestabila emosi dan self-suffcient. Mereka memiliki minat yang luas dan bervariasi serta dapat menerima diri mereka dengan positif.

Namun demikian, ada sebagian anak yang tidak memiliki pandangan positif tentang diri mereka. Sebagian anak berbakat juga mengalami pengalama yang traumatis sepertibullying. Individu berbakat memiliki kecenderungan untuk menjauh dari kelompok usia mereka. Anak berbakat sering bersikap terlalu peka terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain, memiliki kepedulian yang tinggi mengenai hubungan interpersonal, pernyataan diri dan isu moral. Secara singkat, sebagian anak berbakat memiliki kesadaran diri, self-assured, kemampuan sosial dan tanggungjawab moral yang baik.

Berdasarkan ciri-ciri dan karakteristiknya tersebut, maka model pembelajaran untuk anak cerdas dan berbakat menurut Philip E. veron (1979) dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara berikut ini :

1. Acceleration yaitu percepatan (dipromosikan untuk naik kelas lebih awal dari biasanya)
2. Segregtion yaitu dikelompokkan ke dalam satu kelompok khusuS
3. Enrichment yaitu berupa pengayaan (mendapatkan pembelajaran tambahan)

"Wahai orangtua, mari pak/ bu berbagi dan berkonsultasi dengan kami seputar anak, anak adalah cerminan bagi orangtua maka mereka itu harta yang sudah ditetapakan Allah memiliki hidup, hak, kewajiban dan berkat"