Asuhananak- Apabila Anda berpisah atau bercerai dengan ibu dari anak-anak Anda, saya akan memberikan sejumlah nasihat yang mungkin tidak mau Anda dengarkan. Berbuat baik/ah kepadanya. Saya tidak peduli dengan apa yang dia lakukan atau tidak dia lakukan. ltu tidak penting.
Bukannya tidak penting secara harfiah, sebab tentu apa yang kita alami pasti penting. Namun, setiap perbuatan memiliki konsekuensi, terkadang sangat negatif. Maksud saya: hal yang paling penting adalah kenyataan bahwa dia adalah ibu dari anak-anak Anda dan masa depan mereka lebih tergantung kepadanya daripada kepada Anda. Jadi, sebisa mungkin bersikap baiklah kepadanya.
Apa yang Anda bilang? Mustahil? Tidak realistis? Naif? Jangan khawatir, kawan, saya pernah dibilang lebih parah daripada itu. Namun, saya tidak akan menyerah untuk menekankan hal ini. Anda harus senantiasa bersikap lebih hormat dan baik kepada mantan istri Anda.
Saya tidak peduli jika mantan istri (dan anak) Anda menjadi bagian dari keluarga lain yang baru atau jika Anda sendiri yang menikah lagi. Anda harus memperlakukannya dengan penuh penghargaan yang dia layak dapatkan sebagai ibu dari anak-anak Anda. Titik.
Saya akui dalam banyak kasus hal tersebut tidaklah mudah. Bahkan, hanya ada satu cara untuk melakukannya, terutama jika kepedihan dan kebencian sudah sangat akut, yaitu dengan memaafkannya. Ya, Anda tidak salah dengar. Bahkan, jika mantan istri Anda sendiri yang telah mengingkari janji pernikahannya dan pernikahannya sendiri, Anda tetap harus memaafkannya. Sebelum Anda mengklaim bahwa saya gila, dengarkan dulu. Ada tiga alasan mengapa Anda harus memaafkan mantan istri Anda dan hanya satu alasan yang ada kaitan langsung dengannya.
1. Maafkan dia demi diri Anda sendiri
Pertama, Anda harus melakukannya demi jiwa Anda sendiri. Apakah menurut Anda kebetulan saat Yesus mengajarkan kepada kita doa Bapa Kami, "Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami" (Matius 6:12, diterjemahkan dari NIV)? ltu bukanlah kekeliruan. Allah menyadari kuasa pengampunan-Nya. Dia tahu tidak akan ada kasih atau kedamaian tanpa pengampunan. Fakta bahwa Dia telah mengampuni dosa-dosa Anda akan memberi Anda kekuatan untuk memaafkan mantan istri Anda. Sebab, Bapa tahu rahasia kuno: memendam kebencian sama saja minum racun, tapi berharap orang lain yang mati. Pasti, Anda sendiri yang mati.
Apakah saya terlalu berlebihan pada poin ini? Tidak.
Kita semua tahu bahwa laki-laki (dan perempuan) yang memendam kebencian, perlahan tapi pasti merusak dan menghancurkan jiwanya sendiri. Seorang laki-laki yang saya kenal, sebut saja Bob, memendam kebencian yang teramat dalam kepada mantan istrinya sampai dia menjadi sering sakit (paling tidak dokter mengatakan bahwa stres membuatnya sering diserang sakit perut akut). Akhirnya, Bob menjadi seorang yang sangat pendendam dan sulit bergaul. Dia menyalahkan mantan istrinya atas segala sesuatu, bahkan atas hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan sang istri. Semakin lama, kondisi mentalnya menjadi semakin menjauh dari realita.
Akhirnya, berkat kebesaran Allah, berkat doa yang tulus dari beberapa teman lama serta kerabat (termasuk anak-anaknya), dan berkat pertemuan langsung dengan mereka, Bob sadar dia harus melepaskan dendamnya. Dia sadar bahwa, seperti sel kanker, amarahnya menggerogoti dirinya.
Satu-satunya cara mengalahkannya adalah dengan memaafkan mantan istrinya. Saya tidak bilang Bob langsung sembuh. Hidup bukanlah kisah dongeng. Namun, saya tahu pasti bahwa Bob telah merasakan kedamaian sejati dalam hatinya ketika akhirnya dia memberanikan diri untuk benar-benar memaafkan mantan istrinya. Saya juga tahu bahwa penyakit perutnya perlahan mulai membaik. Dia juga jauh lebih sering bergaul akhir-akhir ini.
Memaafkan mantan istrinya adalah hal terbaik yang sudah dilakukan Bob untuk dirinya sendiri. ltulah alasan pertama untuk memaafkan, vakni demi membebaskan jiwa Anda sendiri.
2. Maafkan dia demi anak-anak Anda Kedua, Anda harus memaafkan mantan istri Anda demi kepentingan anak-anak Anda.
Ketika Anda sudah benar-benar memaafkannya, dengan pertolongan Allah, Anda akan mampu memperlakukannya dengan lebih hormat. Saat Anda bersikap baik kepadanya, dia akan memperhatikan, begitu juga dengan anak-anak Anda. Ya, Anda perlu menggigit Iidah seandainya dia (sampai hati) berkata kejam atau kasar kepada Anda. Anda harus menjadi laki-laki sejati, menerimanya, dan membalasnya dengan kebaikan, yang hanya dapat dilakukan oleh laki-laki tangguh.
Perintah Yesus untuk "mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu" (Lukas 6:28, diterjemahkan dari NIV) memang sulit untuk dilakukan, terutama jika caci-maki itu datang dari anggota keluarga yang sangat memahami kekurangan dan titik kelemahan Anda. Namun, jika Anda meminta Bapa untuk membantu Anda kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Roma 12:21, diterjemahkan dari NIV), seperti yang Dia perintahkan, Dia akan membantu Anda melakukannya. Anak-anak Anda akan memperhatikan dan menjadi orang yang jauh lebih baik.
3. Maafkan dia demi dirinya
Ketiga, Anda harus melakukannya demi dirinya sendiri. Berikut ini kenyataan berat yang lain: sangat sedikit perceraian yang disebabkan oleh satu pihak saja. Bahkan, data statistik menunjukkan bahwa walaupun lebih banyak perempuan yang mengajukan perceraian daripada laki-laki, penyebabnya adalah sesuatu yang dilakukan oleh sang suami. Misalnya kekerasan fisik, perzinahan, kecanduan alkohol, atau pengangguran dalam waktu lama.
Penelitian Margaret Guminski Cleek dan T. Allan Pearson berjudul "Perceived Causes of Divorce: An Analysis of Interrelationships", yang dimuat dalam Journal of Marriage and the Family, Februari, 1985, menunjukkan bahwa akar permasalahan dari sebagian besar perceraian dimulai dari perilaku suami.