10 Panduan Cinta Yang Tulus

Asuhananak-Pada saat yang indah ini, kerinduan setiap orang dalam hidup ini adalah memiliki cinta yang tulus dari berbagai sumber baik pasangan hidup, pacar menuju tahap keseriusan, anak-anak, sanak keluarga bahkan dari Tuhan yang memberikan sumber cinta yang tulus. 10 panduan berikut akan sangat membantu anda dalam mengawali, memupuk dan memakmurkan bahkan menyebarkan cinta tulus dalam kehidupa ada. 



1. Apakah Anda setuju atau tidak setuju bahwa Anda tidak dapat menunjukkan cinta terhadap keluarga Anda tanpa komitmen.

Komitmen

Cinta kepada keluarga tidak akan berarti apa-apa, jika kita tidak berniat untuk melakukannya. Anda mungkin tumbuh dalam keluarga di mana ayah Anda tidak benar-benar menaruh hati dan pikirannya kepada keluarga. Sama seperti saya. Kadang Anda dapat bergantung kepadanya. Namun, sering kali tidak. Perilaku ayah yang seperti ini dapat melukai hati anak dan merusak kepercayaan anak kepada ayahnya. Keluarga yang terbaik selalu dibangun berlandaskan komitmen yang kuat. Sebagai pemimpin keluarga, kita harus menanamkan dan menunjukkan komitmen dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Satu hal yang harus diingat dalam sebuah komitmen adalah bahwa hal tersebut memerlukan proses dan memakan waktu. Seperti kita telah bahas sebelumnya, banyak anak memahami cinta dengan W-A-K-T-U. "Sibuk adalah alasan kuno." Menghabiskan waktu yang berkualitas adalah penting. Namun, satu-satunya cara untuk dapat menghabiskan waktu yang berkualitas secara konsisten adalah jika Anda bersedia meluangkan waktu untuk hal itu. Dan memang melakukan hal tersebut bukan perkara mudah.


Namun, seperti kata pepatah penambang emas, Anda harus menghabiskan banyak waktu penggalian untuk mendapatkan sebongkah emas.

Komitmen adalah sebuah keputusan dari kehendak dan sebuah sikap dari pikiran yang berasal dari dalam hati. Pada kenyataannya, ketika perasaan sedang bosan (dan itu sesuatu yang pasti terjadi), kehendak dan sikap Anda yang akan membuat Anda tetap fokus kepada keluarga Anda. Kehendak dan sikap kita itu adalah tulang punggung dari sebuah komitmen jangka panjang. Dan komitmen adalah fondasi dari setiap keluarga yang sukses.

Menurut saya, kebanyakan dari kita secara naluriah mengetahui ini semua. Bahkan, dalam pernikahan tradisional ada sumpah yang mengatakan pentingnya sebuah komitmen: "Saat senang maupun Susah, saat sakit atau pun sehat, kita hidup bersama." Jika kita pikirkan janji tersebut sejenak, kita dapat melihat mengapa hal ini sangat penting dan tidak hanya untuk keluarga kita tapi untuk kita sendiri danjuga masyarakat di mana kita tinggal.


2. Peran apa yang bermain dalam perasaan menjadi seorang suami dan ayah yang berkomitmen? Bagaimana menjalankan kehendak dan sikap dapat mempengaruhi komitmen?

3. Kesetiaan pernikahan mencakup lebih dari kesetiaan seksual semata. Jika Anda sudah menikah, apa cara lain yang Anda lakukan untukdapat menjaga aspek kesetiaan dalam keluarga Anda? (Perhatikan, misalnya, bagaimana Anda berbicara tentang istri Anda kepada orang lain,bagaimana Anda memperlakukan dia di depan umum dan di rumah, dan bagaimana Anda mewakili komitmen Anda untuk istri Anda di depan anak-anak Anda).

4. Jika ada, apakah Anda perlu mengubah cara Anda menjaga kesetiaan terhadap istri Anda?
5. Kasih karunia—rahmat atau pengampunan yang tidak semestinya diberikan—adalah kasih dalam tindakan dan merupakan persyaratan untuk menjadi seorang suami dan ayah yang sukses. Respons apa yang biasa Anda tunjukkan terhadap anggota keluarga yang mengecewakan Anda?

6. Cara Allah menanggapi Anda ketika Anda sedang kacau adalah bagaimana Anda memperlakukan orang lain. Apa yang Anda butuhkan untuk lebih mengupayakan terwujudnya "kasih karunia" ini?

7. Mengapa kebanyakan laki-laki kesulitan untuk menunjukkan sikap mengayomi, lemah lembut, dan sensitif mereka?

8. (Kelembutan) adalah salah satu elemen dari jiwa setiap laki-laki yang membantu membuatnya menjadi manusia yang utuh dan benar-benar hidup. Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan ini? Jelaskan jawaban Anda berdasarkan pernyataan di ril di bawah ini.

Kelembutan

Saya akui bahwa kelembutan pasti tidak ada di kamus istilah militer, tapi Anda perlu menerapkan elemen menjadi ayah, jika Anda ingin benar-benar menyayangi keluarga Anda. Semua orang yang sudah hidup lebih dari 10 tahun pasti tahu bahwa ada perbedaan besar antara laki-laki dan perempuan (juga antara orang dewasa dan anak- anak). Perbedaan ini mempengaruhi reaksi kita dalam berbagai hal: cara mengatasi stres, cara membina hubungan, cara mengatasi krisis. 


Namun, hampir dalam semua hal, saya percaya, perempuan baik secara biologis maupun spiritual mampu bereaksi lebih lembut dan ngemong dibandingkan laki-laki. Seperti yang Anda tahu jika Anda telah menjadi suami dalam waktu cukup lama, pendekatan ini lebih baik daripada pendekatan militer.


Semoga Anda tidak pernah memperlakukan anak dan istri Anda seperti cara seorang sersan tentara melatih pasukannya. Maksud saya di sini adalah ada banyak cara untuk bereaksi terhadap semua masalah hidup dan biasanya kita sebagai laki-laki akan mengambil jalan yang lebih lugas dan keras. Ini saya sebut pendekatan

"selesaikan masalahnya." Cara ini tidak ada salahnya. Jika kita tidak menggunakan pendekatan ini dalam pekerjaan dan hubungan kita dengan laki-laki lain, kita pasti mengalami masalah. Namun, inilah mengapa kita perlu juga mengupayakan kelembutan sebagai bagian dari cinta yang tulus.

Sangat sedikit dari kita yang didorong untuk menerapkan kelembutan dalam kehidupan kita. Bahkan, bagi sebagian dari kita kelembutan mungkin menjadi sifat yang paling sulit ditumbuhkan Tidak mudah menghadapi keluarga dengan kelembutan Setelah seharian mengarungi dunia. Namun, itulah bagian penting dalam menciptakan kasih sejati bagi keluarga. Mereka bukanlah bos


Anda yang penggerutu atau rekan kerja Anda yang suka memaksa, juga bukan karyawan Anda. Mereka bahkan bukan teman-teman nongkrong Anda. Bukan sama sekali. Mereka adalah keluarga, darah daging Anda. Bagi para ayah yang mengadopsi atau mengasuh anak orang Iain, saya sangat yakin, setelah menerima cinta dan perhatian Anda selama hidupnya, anak itu akhirnya menjadi darah daging Anda sendiri.

Kesimpulannya, jika Anda menggunakan pendekatan yang sama kepada keluarga Anda dengan cara yang Anda lakukan di tempat kerja atau kepada teman-teman, Anda akan gagal. Titik. Anda mungkin bisa


9. Area mana saja—komitmen, kesetiaan, kasih karunia, atau kelembutan yang paling Anda upayakan? Bagaimana Anda dapat mulai menerapkan salah satu saran tersebut saat ini?


Cinta Tulus Anda


Kita telah melihat empat elemen Panduan Cinta yang Tulus: komitmen, kesetiaan, kasih karunia, dan kelembutan. Sekarang mari kita bahas bagaimana kita dapat memperkuat dan mempertajam setiap elemen penting ini untuk diterapkan dalam relasi dengan setiap anggota keluarga Anda.

Komitmen adalah sebuah keputusan atas apa yang benar-benar Anda inginkan atas hidup Anda. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keputusan tersebut untuk Anda. Seberapa komitmennya Anda terhadap pernikahan dan keluarga Anda? Saya berikan tiga pilihan:

(1) sangat berkomitmen,
(2) cukup berkomitmen, dan
(3) tidak terlalu berkomitmen. Pilihlah salah satu.

Bila Anda memilih "sangat berkomitmen", selamat buat Anda. Komitmen adalah landasan bagi setiap pernikahan dan keluarga yang kuat. Tanpa komitmen, kepercayaan dalam jangka panjang, juga kepercayaan diri yang dalam serta rasa aman terhadap sesama anggota keluarga tidak dapat bertumbuh dengan baik. Tapi, meskipun Anda memilih "sangat berkomitmen", coba lakukanlah sebuah tes sederhana untuk membuktikan jawaban tersebut. Lihat bagaimana Anda menghabiskan waktu selama beberapa bulan terakhir.

Penjelasan apa yang Anda dapatkan? Tidak peduli apa yang Anda katakan bahwa Anda berkomitmen, cara Anda menghabiskan waktu tersebut akan mengungkapkan bagaimana sebenarnya komitmen Anda.

10. Di mana Anda sedang merasa paling tumbuh dalam berbagi cinta yang tulus dengan keluarga Anda?

Sekian. Terimakasih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »