Asuhananak- Menurut survei di 5 benua di bumi ini, tercatat bahwa banyaknya para ayah yang cara hidupnya tidak benar terhadap angota keluarganya, hanya sedikit saja para ayah di dunia yang berhasil menjadi ayah atau pria sejati dalam kehidupan keluarga, lingkungan, bangsa dan negara serta agama yang paling penting.
Namun, tidak terkecuali bagi pria single, justru sebelum anda memulai pernikahan, baiknya anda dari sekarang mengetahui dan menghayati panduan ini untuk menyambut hari esok yang lebih komplek yang selalu dihiasi oleh butiran masalah. Menjadi pria harus sadar bahwa anda akan menjadi calon ayah dan setelahnya anda akan menjadi ayah sungguhan dan tanggung jawab anda akan tetap menyala hingga ujung usia mulai merunduk tak produktif lagi.
Inilah panduan dan petunjuk terbaik untuk para ayah dan para pria lainnya yang masih single yang harus anda lakukan dan benar-benar dilami.
1. Bagaimana budaya sekuler saat ini mempengaruhi pilihan gaya hidup seseorang? Menurut Anda, apa kekurangan dari budaya populer kita?
2. Apa pandangan Anda tentang pentingnya "petunjuk moral"Perhatikan Realita berikut.
Di Amerika bagian utara sekarang ini—dan di sebagian besar wilayah lain di dunia—membicarakan apa itu standar moral yang tinggi sudah bukan suatu hal yang populer. Malah banyak orang yang cenderung menghindar untuk berbicara tentang standar moral ini. Dalam budaya populer Amerika Serikat, ide tentang petunjuk moral" sudah terlalu kuno atau terlalu sulit untuk dipahami.
Lucunya, orang-orang yang menolak ini adalah mereka yang juga bawel ketika, misalnya, mereka ditipu oleh salah seorang teman dekat mereka. Atau ketika seorang politisi tertangkap karena berkata tidak jujur atau ketika seorang CEO perusahaan besar didakwa telah menipu sejumlah pemegang saham mereka. Dengan setengah bingung mereka bertanya, "Bagaimana dengan orang-orang ini?
Mengapa mereka tidak bisa membedakan antara perbuatan benar dan keliru?" Mereka ini mungkin tumbuh dalam lingkungan di mana sang ayah tidak punya "petunjuk moral" yang jelas untuk keluarga mereka, apalagi terhadap orang lain. Jadi, ternyata "petunjuk moral" benar-benar kita perlukan, bukan?
Kita butuh Petunjuk Moral yang Benar untuk pertumbuhan karakter dan perkembangan pribadi kita dan keluarga kita. Jangan keliru: tidak ada hadiah yang lebih berharga dari seorang ayah, selain dari sebuah petunjuk moral yang kuat. Bukan uang dan bukan ketenaran, dan bukan juga rumah. Bukan. Bukan itu semua. Pada saat anak Anda dewasa, bukan hal material yang akan membimbing anak Anda dalam menghadapi sebuah tantangan moral dan etika.
Tentu, kita sudah tahu bahwa suatu saat nanti anak-anak kita akan berhadapan dengan tantangan moral atau tantangan etika yang konkret. Keputusan-keputusan yang mereka buat akan berpengaruh kepada keluarga mereka, karier mereka, hidup mereka, dan anak-anak mereka. Jika mereka telah memiliki sebuah petunjuk moral yang kuat, besar kesempatan dan kemungkinannya mereka mampu memimpin diri mereka sendiri dan keluarga mereka ke jalur yang tepat.
Orang tua biasanya membicarakan apa yang akan mereka wariskan untuk anak-anak mereka. Biasanya mereka membicarakan uang, kapal, mobil atau rumah. Memang tidak ada salahnya mewariskan anak-anak kita atau cucu-cucu kita dengan hal-hal yang material, tapi mereka akan kehilangan pokok soal yang paling penting. Warisan material yang banyak jumlahnya biasanya lebih banyak membawa masalah dibanding kebaikan. Warisan spriritual, moral dan etika yang kuat hampir selalu memberikan fondasi yang kuat untuk membangun keluarga yang produktif dan sukses.
Hal terbaik yang dapat kita wariskan ke anak-anak kita—dan cucu-cucu kita—adalah nilai-nilai dan moral yang Iuhur untuk membimbing hidup mereka dan membantu mereka dalam mengambil keputusan- keputusan yang bijak. Kaya atau miskin, masing-masing dari kita sebagai orang tua akan mewariskan petunjuk moral kepada anak-anak kita.
Pertanyaannya adalah akankah petunjuk moral ini berfungsi setiap waktu dan dalam berbagai kondisi atau hanya berfungsi pada waktu dan kondisi- kondisi tertentu saja yang sifatnya situasional? Sebab, jika petunjuk moral hanya berfungsi pada kondisi dan situasi-situasi tertentu, itu adalah tanda-tanda awal dari sebuah petunjuk moral yang tidak berfungsi dengan baik. sedihnya, banyak ayah sekarang ini lalai untuk mewariskan petunjuk moral yang benar kepada anak-anak mereka.
Di Amerika serikat sekarang ini, banyak para ayah yang telah benar-benar menyerah dari tanggung jawab utama ini. Menurut mereka, itu adalah tugas yang sangat sulit. Mereka juga berdalih bahwa mereka sangat sibuk. Atau yang lain beralasan tidak mengerti anak mereka. Suatu saat nanti, para ayah inilah yang terkaget-kaget ketika sebagian besar anak mereka menjadi pelaku perzinahan atau berbuat curang dalam usahanya atau apa pun itu.
Sepertinya, dalam masyarakat kita, banyak orang yang tidak suka bicara tentang standar moral. Coba pikirkan sejenak. Keluarga seperti apa yang kita inginkan jika semua orang kerap berkata tidak jujur kepada Anda? Keluarga seperti apa yang kita inginkan jika anak-anak kerap mencuri dari Anda? Keluarga seperti apa yang Anda inginkan jika anak Anda tidak dapat berkomitmen kepada orang tua?
Jawabannya, sangatlah jelas.
3. Bagaimana petunjuk moral Anda sendiri mempengaruhi pilihan-pilihan Anda? Bagaimana hal itu mungkin berdampak bagi masa depan anak-anak Anda?
4. Amsal 22: 6 menyatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu." Jika Anda memiliki anak remaja atau lebih tua, bagaimana Anda melihat prinsip ini berperan dalam hidup mereka? (Berikan contoh, baik positif maupun negatif).
5. Mengapa penting bagi anak-anak untuk memahami bahwa semua tindakan memiliki konsekuensi?
6. Bagaimana Anda sebagai seorang ayah konsisten menetapkan batas-batas yang tepat untuk anak-anak Anda dan menerapkan disiplin yang sesuai dengan usia
dalam cara yang bijaksana dan efektif ?
Ini Jawabannya !!!
Berani untuk Mendisiplinkan
Konsistenlah untuk menerapkan disiplin sesuai dengan usia anak Anda adalah sesuatu yang sangat penting bagi masa depan anak- anak sehingga mungkin perlu dibahas tersendiri dalam satu bab atau buku. Disiplin adalah salah satu panduan yang harus kita gunakan dengan bijak dan hati-hati demi membantu anak-anak kita untuk membangun Petunjuk Moral yang Benar.
Sebagai orang dewasa, kita tahu (atau seharusnya tahu) bahwa semua yang kita lakukan memiliki konsekuensi masing-masing. Itu adalah sesuatu yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita, karena ketika datang ke dunia ini, mereka lupa akan hal itu. Kita harus pastikan agar anak-anak kita mengerti bahwa perbuatan mereka baik itu positifatau negatifmempunyai konsekuensi yang sangat nyata. Seseorang dapat dikataka dewasa dan matang salah satunya adalah ketika ia mampu mengambil keputusan berdasar pemahaman bahwa sebuah perbuatan akan melahirkan konsekuensi.
Pada kenyataannya, riset menunjukkan, satu dari banyak keuntungan penting jika kita mampu menentukan batasan-batasan tertentu kepada anak-anak kita adalah mereka akan mendapat rasa keamanan dan kepuasan. Seperti dikemukakan banyak psikolog anak, anak-anak yang orang tuanya tidak memberikan batasan-batasan yang wajar ternyata jarang mendapatkan rasa kepuasan dalam hidupnya.
Tapi, bagaimana cara agar kita dapat menentukan batas yang tepat untuk anak-anak kita dan menerapkan disiplin sesuai umur anak secara bijaksana, efektif, dan—ini yang terpenting—konsisten? Ada beberapa buku bagus yang membahas lebih dalam pertanyaan tersebut, seperti The New Dare to Discipline yang ditulis Dr. James C. Dobson dan Rock- Solid Kids karya Larry Fowler. Saya sangat merekomendasi buku-buku itu. Tapi, untuk saat ini mari kita bahas tentang 12 aturan dasar untuk menerapkan disiplin yang efektif
7. Manakah dari 12 aturan disiplin berikut yang Anda butuhkan untuk lebih konsisten dalam menjalankannya?
1. Tujuan mendisiplinkan adalah untuk mendidik bukan menghukum
2. Jangan pernah mendisiplinkan pada saat masih marah
3. Berikan pendisiplinan yang sepadan dengan pelanggaran anak
4. Konsisten, adil dan tak pandang bulu
5. Meninkatkan hukuman pada saat konsekuensi disiplin tidak berjalan
6. Konsisten bersama istri: Iya adalah Iya dan tidak adalah tetap tidak.
7. Dalam pendisplinan : Jadilah pemimpin
8. Berikan lebih banyak pujian ketimbang hukuman
9. Buatlah aturan disiplin yang cocok untuk anak anda
10. Bekerja samalah dengan orang lain yang jua berpengaruh dalam kehidupan anak anda
11. Jangan berikan peran pendisplinan anak kepada mereka yang lebih tua
12. Belalah anak anda
8. Sebagai seorang anak, apa contoh positif disiplin yang Anda miliki dalam hidup Anda? Apa pelajaran negatif tentang disiplin yang Anda butuhkan untuk mengganti dengan yang positif?
9. Apa saja perbedaan cara yang Anda dan istri Anda (atau ibu anak-anak) terapkan untuk mendisiplinkan anak-anak Anda? Bagaimana Anda bisa lebih menyatu dalam upaya tersebut?
10. Bagaimana kerendahan hati dapat membantu Anda menjadi seorang ayah yang lebih baik?
11. Mengapa penting bagi anak-anak Anda untuk mendengarkan Anda mengakui kesalahan Anda?
12. Mengapa "Peraturan 10:1" Klik disini, sering dilanggar oleh para ayah?
Semoga Bermanfaat. Terimakasih.