CARA MENGENALI POTENSI DAN TALENTA ANAK ANDA SEJAK DINI

KENALI POTENSI DAN BAKAT ANAK SEJAK DINI 

Keluarga adalah hal yang terpenting bagi seorang anak. Sejak lahir, anak dibesarkan dengan cara tertentu oleh orang tua dan menurut sudut pandang yang ideal menurut orang tua. Namun telah beranjak remaja, anak tersebut tidak lagi menjadi anak yang lucu dan dapat dibangga-baganggakan. Mereka cenderung membuat kekecewaan di hati orang tua dengan perilaku kenakalan remaja seperti tawuran, lalu mereka mulai sibuk dengan diri sendiri-diri dengan pergaulan bebas, lebih memilih untuk bermain dengan games seharian dibandingkan berkomunikasi dengan orang tua sehingga prestasi belajarpun mulai menurun.

Mereka sudah tidak ada lagi motivasi untuk memperbaiki kekurangan diri karena mereka sangat puas dengan apa yang mereka jalani saat ini. Jika hal itu terjadi pada anda, apa yang anda lakukan dan apakah ingin tahu jawaban dari semua ini? Setiap anak itu unik dan istimewa. Oleh karenanya, orang tua membutuhkan sikap dan respons yang berbeda pula kepada setiap anak. Keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua untuk memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain, tetapi saling melengkapi dan berharga. Mungkin dapat diibaratkan sebagai bunga-bunga aneka warna di suatu taman yang indah, mereka akan tumbuh dan merekah bersama! 

Kita harus mengenali Potensi dan bakat Anak sejak Dini, anda harus membaca pernyataan di bawah ini dengan seksama. 

Anak adalah anugerah dan setiap anak dilahirkan dalam kondisi “cerdas”. Kita saat ini adalah hasil dari cetakan kedua orang tua kita dan saat kita menjadi orang tua, kita melakukan hal yang sama kepada anak kita. Ini sudah menjadi pola dalam kehidupan kita. Dengan kata lain, orang tua memiliki andil dalam menentukan masa depan anak. Diakui atau tidak diakui, anak adalah “hasil cetak” dari kedua orang tuanya. Jadi, sikap dan sifat kedua orang tuanya dirumah harus menjadi rujukan untuk identifikasi sifat dan perilaku anak. Begitupula dengan masa depan anak, sukses atau tidaknya seorang anak ditentukan dari cetakan yang dibuat kedua orang tuanya. Anak-anak seringkali dituntut dengan tuntutan dari orang tua yang berlebihan dan membuat mereka stres. 

Belajar rajin, berprestasi, intelligence guotient (IQ) tinggi, dan menjadi juara kelas. Selain itu, kalau perlu anak menjadi juara basket, olimpiade, dan lain-lain sehingga demi memenuhi ambisinya itu orang tua rela memberi anak kesempatan untuk mengikuti krusus karate, matematika, bahasa inggris, bahasa mandarin, mental aritmatika , piano, dan yang lainya sehingga waktu anak habis untuk krusus ini. Harapanya, suatu saat si anak dapat membanggakan orang tua. Tingkat perkembangan intelektual otak anak sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai tahap 50%. 

Pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai golden age (masa keemasan) kerena anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang masuk kedalam otaknya. Anak akan mampu menghafal banyak sekali informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dan sebagainya. Hingga usia 8 tahun, anak telah memiliki tingkat intelektual otak sekitar 80%. Perkembangan intelektual otak ini relatif berhenti dan mencapai kesempurnaannya (100%) pada usia 18 tahun. Jadi, setelah usia 18 tahun intelektualitas otak tidak lagi mengalami perkembangan. 

Jika para orang tua menyia-nyiakan kesempatan emas (golden age) pada masa kanak-kanak, berarti mereka telah kehilangan satu momen yang sangat baik untuk memberikan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya. Salah satu kebiasaan buruk pada orang tua adalah menenggelamkan anak dalam buaian mereka pada usia 3_6 tahun sehingga sebagian besar anak kehilangan kesempatan untuk mengasah potensinya. Setiap anak dianugerahi minat bakat yang berbeda-beda satu sama lain. Bakat merupakan potensi dalam anak yang harus dirangsa terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu kecakapan, pengetahuan, dan ketrampilan khusus yang menjadi bekal hidupnya kelak. Anak yang berbakat membutuhkan dukungan dan motifasi dari orang tuanya sejak di lahirkan. 

Perubahan dari sifat anak sebagian besar adalah karena pengaruh linkugan, apalagi 5 tahun pertama kehidupanya. Ada tiga sikap utama menghadapi keunikan anak, yaitu sebagai berikut. Kenalin anak dengan detail (perhatikan dengan saksama proses pertumbuhan mereka sejak bayi, bahkan sejak dalam kandungan. Perhatikan dengan baik situasi atau peristiwa yang ikut memengaruhi emosi dan karakter anak. Situasi dan atmosfer kehidupan orangt tualah yang kemudian membuat anak pertama beda dengan anak kedua dan seterusnya.) Kenalin dengan baik kekuatan atau kelemahn anak, kemudian menerimanya apa adanya si anak. 

Pusatkanlah perhatian pada kelebihan, bukan pada kekurangan anak. Setiap manusia dilahirkan sempurna, tetapi terkadang manusia kurang dapat mengunakan pancainderanya dengan maksimal karena hal tersebut dapat menghambat pencarian potensi bakatnya. Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar anak dapat belajar atau dikemudian hari dapat bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya. Dengan demikian mereka dapat mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara oktimal dengan penuh antusias.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »