Baik ! kita telah mempelajari dan menguasai Deepening yaitu progresi untuk meningkatkan ke dalaman level kesadaran dan serta beberapa teknik yang terdapat di dalamnya telah dipaparkan dengan sederhana. Meskipun demikian, tidak hanya cukup pada DLT saja namun advanced action process yaitu tindakan atau proses bertindak berkelanjutan yang akan mengupdate tingkat kesempurnaan Deepning setelah melakukan uji Deepening itu pula.
Untuk lebih
memahami bagaiamana test kedalaman Hipnosis ini, maka ada baiknya kita
mengetahui kajian dan pengertian dari DLT tersebut.
Depth level
test atau uji kedalaman hipnosis setiap pasien/kien sangat penting dalam proses
hipnoterapi. Mengapa demikian ?
jawabnya
adalah karena terapis harus dapat memastikan klien telah benar-benar berada
dalam kondisi hipnosis yang dibutuhkan untuk menjalani proses terapi tersebut.
Setiap
pasien atau Klien. Namun perlu diperhatikan bahwa pasien atau klien dapat saja
hanya pura-pura memejamkan mata, namun sebenarnya belum berada dalam kondisi
hipnosis yang dalam seperti yang disebut di atas. Sehingga Jika situasi di atas tidak benar –benar
terjadi seperti itu, sugesti positif yang diberikan pada klien tidak akan masuk
ke pikiran bawah sadaranya atau hipnoterapi tidak dapat dilakukan seturut
dengan keinginan kita.
Untuk mengawalinya, ada baiknya kita harus teliti dan memastikan bahwa klien sudah melakukanya dengan fokus dan tenang sehingga pada prosesnya, sugesti yang dilancarkan akan secara singkat dialami dan dirasakan dengan pasti, jangan pernah melakukanya bila tidak benar-benar berada dalam zona hipnoterapi.
Ada beberapa cara untuk menguji kedalaman klien.
Terapis yang terlatih akan lebih peka dan berpengalaman dalam mengetahui apakah
klien benar-benar telah masuk dalam kondisi hipnosis yang dalam atau belum. Hal
itu dapat diketahui dari ciri-ciri fisik atau fisiologis klien.
Untuk lebih
memastikan, terapis dapat melakukan uji sugestibilitas pada klien apakah dia
mau mengikuti sugestinya atau tidak, seperti sugesti tangan terkunci, mata
diberi lem hingga kelompak mata tertutup rapat, atau klien disugesti tak mampu
berdiri kerena ada lem. Dapat juga melalui uji sugestibilitas yang mengadakan
klien memasuki fase somnambulism, yaitu amnesia (melupakan angka atau analgesic)
dan anestisia (menjadi mati rasa).
Itulah kajian sederhana dan terbukti prosesnya berhasil bila therapist mampu mengimplementasikan hipnoterapi kepada client. Lakukanlah dengn hati yang tulus kepada klien atau pasien, karena apapun yang kita lakukan bila tidak dengan hati melakukanya maka hasil yang kita salurkan juga tidak maksimal. Mengasihi pasien atau klien maka tuluslah dan sabarlah melakukanya karena proses yang anda lakukan ketika tulus melakukanya maka cepat atau lambat aka nada hasil yang menggembirakan.