Untuk menjadi seorang ayah yang baik, anda juga memerlukan kemauan untuk mendengarkan, kemampuan untuk benar-benar memperhatikan, dan kesanggupan untuk berinteraksi secara mendalam. Dengan keluara anda. Jujur saja kawan-kawan, sebagian besar dair kita bukanlah pendengar yang baik ! sebagian besar kita berorientasi pada tindakan ketimbang perasaan. Memang, itu bukanlah sesuatu yang keliru. Tapi, pada hakikatnya, sebuah keluarga berkaitan dengan ikatan hubungan. Kita harus benar-benar dapat mendengarkan dan memahami setiap anggota keluarga kita bila kita ingin membangun hubungan seumur hidup dengan mereka. Pada titik inilah, di mana kebanyakan dari kita, para ayah, sering bermasalah. Berapa kali saya mendengar keluhan ini dari paraa suami yang keluarganya sudah menyerah dan putus asa: “saya sudah berikan segala yang mereka butuhkan. Saya dudah cukupi mereka secara financial. Di mana salah saya ?”
Memang, kita harus mencukupi kebutuhan dan keinginan keluarga kita, tapi kalau kita melihat BAHWA dukungan yang dinamis dan menyeluruh”, kita juga wajib mencukupi kebutuhan emosional, mental, fisik, dan spiritual mereka. Satu-satunya cara efektif untuk itu adalah mengembangkan hubungan yang nyata dengan setiap anggota keluarga- dan itu dimulai dari mendengarkan dan memahami mereka.
Panduan untuk membangun sebuah relasi yang berhasil adalah hal mendasarkan bagi sebagian besar dari kita. Dan ini adalah buah alami dari sebutan “cinta yang tulus yang kita beri ”, masing-masing dari kita pasti bisa memperbaiki kemampuan mendengarkan anggota keluarga kita. Begitu juga dengan kemampuan untuk membangun relasi yang lebih baik. Kemampuan tersebut tidak hanya penting bagi kita sebagai ayah, tapi juga penting untuk membantu kita mengembangkan relasi pertemanan dari relasi bisnis yang lebih produktif dan positif di luar keluarga.
Sebagai ayah yang memiliki kekuasaan di dala keluarga wajib mengimplementasikannya di dalam keluarga sebab Allah memberika jabatan kepada pria di dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Selama ini belum ada terdengar wanita menjadi kepala keluarga. Nah , untuk itu marilah kita sadarkan diri kita bahwa pria dari zaman ke zaman bahkan sampai kedatangan Kristus kedua kalinya pria tetap pemimpin dalam keluarga. Sebagai pria harus bisa mempertanggung jawabkan jabatan itu di hadapan Tuhan supaya anda berkati melimpah dan seluarga keluarga anda akan mengalaminya.