Asuhananak- Sikap Optimis dan Pantang Menyerah berisi komponen yang mungkin tidak Anda perlukan setiap hari. Tentu, Anda tidak memerlukannya ketika mentari bersinar terang, anak-anak hidup rukun dan harmonis,serta semua orang menganggap Anda sebagai hal yang paling menyenangkan di dunia, selain roti isi. Namun,jika Anda sudah menjadi ayah selama beberapa bulan (bisa juga beberapa hari).
Anda tentu tahu bahwa ada banyak hari ketika situasi tadi tidak terjadi. Saat situasi menjadi sangat sulit, inilah saat Anda memerlukan Sikap Optimis dan Pantang Menyerah. Jadi, bagaimana cara melatih panduan ini supaya Anda yakin bisa menerapkannya ketika benar-benar dibutuhkan?
Pertama, Anda perlu mengenali kenyataan bahwa hidup, bagi kita semua, adalah soal respons yang tepatø Maksudnya, dalam hidup ini, masalah pasti muncul, dan muncul sepanjang waktu. Anda tidak bisa mengontrolnya, Anda tidak mengharapkannya, dan (semoga) Anda berusaha keras menghindarinya. Namun, masalah tetap saja terjadi. Satu-satunya hal yang bisa Anda kontrol adalah respons Anda sendiri.
Seseorang akan menghadang jalan Anda, sehingga Anda harus memutuskan bagaimana meresponsnya. Seseorang akan memfitnah Anda dari belakang, sehingga Anda perlu memikirkan reaksj yang akan Anda lakukan. Mungkin juga seseorang dalam keluarga Anda baru saja mengalami kesialan dan memarahi Anda tanpa sebab yang jelas. Anda perlu mempertimbangkan apa yang akan Anda –ucapkan atau lakukan. Pada masing-masing situasi ini, Anda bisa memilih untuk "membalas semua orang yang mengganggu Anda (respons yang atau Anda bisa memilih jalan yang lebih tinggi dan mengabaikannya, atau mendiskusikannya dengan orang yang bersangkutan (respons yang tepat), Kekuasaan untuk membuat keputusan sepenuhnya berada dalam kontrol Anda.
Kedua, Anda perju menyadari bahwa rintangan hidup yang lebih besar muncul untuk sebuah alasan, Saya tahu, saya mengerti kita semua betharap masalah tidak pernah datang. Ketika orang yang kita cintai menderita sakit parah, atau anggota keluarga dipecat, atau seorang rekan kerja menipu kita, bisa jadi initah masalah yang akan mengubah kehidupan kita. Bahkan, percaya atau tidak, semua masalah itu memang ditakdirkan untuk muncul dan mengubah hidup kita.
Kenyataannya, tidak ada dari kita) yang 'terlahir dengan Sikap Optimis dan Pantang Menyerah. Untungnya, Allah tidak menginginkan kita tetap menjadi bayi yang emosional, sehingga itulah mengapa Dia mengizinkan besar teriadi dalam hidup kita.
Seperti yang ditulis oleh Yakobus, "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamujatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan„ (Yakobus 1:2, diterjemahkan dari NASB). Murid Paulus tahu pasti mengenai rahasia ini. Dia menghadapi masalah-masalah yang besar, lebih besar dari yang pernah kita hadapi, yakni hukuman Penjara yang tidak semestinya, penganiayaan yang keji, dan kelemahan fisik tanpa henti. ltu hanya sebagian kecil masalah yang dia hadapi (lihat 2 Korintus 11:25-28). Namun, demi mengatasinya, Paulus membangun Sikap Optimis dan Pantang Menyerahnya sendiri.
Dia menjadi penakluk masalah yang sejati dan responsnya selalu tepat, tidak penting apa atau siapa yang mencoba mengganggunya. Pada akhir hidupnya, dia difitnah dan dihukum mati. Dia bisa saja mengingkari imannya dan tetap hidup, tapi dia sadar itu akan menjadi kemunduran dari semua yang telah ia jalani selama ini. Jadi, dia mengambil sikap pantang menyerah dan menjemput kematiannya, sehingga dengan begitu berubahlah sejarah hidup manusia. Paulus telah menemukan sumber kekuatan sejati dalam wujud masalah terberat kehidupannya.
Dia bahkan membaginya kepada kita: "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hat dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:12-13, diterjemahkan dari NIV).
ltulah kenyataan ketiga: Sikap Optimis dan Pantang Menyerah kita dikuatkan oleh pengetahuan tertentu bahwa tidak ada yang terjadi tanpa alasan. Tak peduli seberapa berat ujian atau seberapa sulit masalah hidup, kita ditakdirkan untuk mengatasinya, belajar darinya, dan tumbuh bersamanya. Ingat: semakin panas api, semakin kuat bajanya. Jadi, bersyukurlah ketika Anda menghadapi masalah besar atau kecil, lalu atasilah. Setiap kali melakukannya, Anda semakin memperkuat panduan sembilan ini dan tumbuh menjadi ayah, suami, dan manusia sebagaimana Anda ditakdirkan.